KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas rahmat serta hidayahnya yang telah memberikan nikmat kesehatan dan kesempatan serta kemampuan kepada penyusun. Sehingga penyusun dengan penuh semangat dapat menyelesaikan tugas
kelompok ini tepat pada waktunya.Puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas rahmat serta hidayahnya yang telah memberikan nikmat kesehatan dan kesempatan serta kemampuan kepada penyusun. Sehingga penyusun dengan penuh semangat dapat menyelesaikan tugas
Tidak lupa penyusun mengucapkan terimakasih kepada:
1. Ibu Mufliha Wijayati, M.SI., selaku dosen pengampu mata kuliah “Sejarah Peradaban Islam” yang telah memberikan bimbingan dan pengetahuana kepada penyusun sehingga tugas ini dapat terselesaikan sesuai dengan harapan.
2. Bapak dan Ibu penyusun yang dari kejauhan menanti keberhasilan dan yang telah menaruh kepercayaan yang besar kepada penyusun tentang masa depan yang cerah.
3. Rekan-rekan penyusun yang telah memberikan kritik dan saran yang sifatnya membangun.
4. Semua pihak yang telah ikut serta dalam proses pembuatan hingga penyelesaian tugas ini.
Terakhir, semoga Makalah ini dapat berguna bagi kita semua terutama bagi penerus perjuangan di Indonesia.segala kritik dan saran yang bersifat memperbaiki tetap penyusun harapkan demi kesempurnan tugas pada tahap selanjutnya.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Nabi Muhammad saw, tidak meninggalkan wasiat tentang siapa yang akan menggantikan beliau sebagai pemimpin politik umat islam setelah beliau wafat. Beliau tampaknya menyerahkan persoalan tersebut kepada kaum muslimin sendiri untuk menentukannya. Karena itulah tidak lama setelah beliau wafat; sebelun lagi jenazahnya dimakamkan, sejumlah tokoh muhajirin dan anshar berkumpul dibalai kota bani sa’idah, madinah. Mereka memusyawarahkan siapa yang akan dipilih menjadi pemimpin. Musyawarah itu berjalan cukup alot karena masuing-masing pihak, baik muhajirin maupun ansar sama-sama merasa berhak menjadi pemimpin umat islam.
B. Rumusan Masalah
1. Hal-hal Penting apa yang Dilakukan Abu Bakar Selama Menjadi Khalifah?
2. Prestasi apa yang dicapai pada masa kekhalifihan Umar bin Khatab?
3. Apa saja Karya monumental Utsman yang dipersembahkan kepada umat islam?
4. Bagaimana kebijakan politik pada khalifah Ali bin Abi Thalib?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Khalifah ABU BAKAR ASH-SHIDIQ
1. Biografi Abu Bakar Ash-shidiq
Dia adalah Abdullah bin Utsman bin Amir bin Amru bin Ka’ab bin Sa’ad bin Taim bin Murrah, ibunya bernama Salma binti Sakhar bin Amru bin Ka’abbin Sa’ad bin Taim Bin Murrah, ibu nya bergelar Ummul Khair, sedangkan bapaknya bergelar Abu Quhafah.
Abu Bakardiberi gelar Ash-Shidiq (orang yang benar) karena kesegeraannya dalam membenarkan apa-apa yang diberitakan oleh Rasulullah, gelarnya ini pertama kali dipopulerkan pada pagi hari setelah peristiwa Isra’ Mi’raj.
Abu Bakar merupakan sahabat yangpertama kali masuk Islam dari kalangan laki-laki, ia belum pernah sekalipun ragu-ragu untuk merespon seruan Rasulullah. Abu Bakar dilahirkan di Mekah dua setengah tahun gajah, atau lima puluh setengah tahun, sebelum dimulainya Hijrah.
Ditangannya sekelompok orang masuk islam ketika ia seru untuk untuk masuk islam, diantara orang yangmasuk islam ditangannya ada 5 orang yang dijamin masuk surga, yaitu : Utsman bin Affan, Sa’ad bin Abi Waqash, Zubair bin Awwam, Abdurahman bin Auf, dan Thahlah bin Ubaidillah.
Abu Bakar menikahi
a. Qatilah binti Abdul Uzza dan dikaruniai anak bernama Abdullah dan Asma’
b. Ummu Ruman binti Amir Serta dikaruniai anak bernama Abdurrahman dan
Aisyah.
c. Asma’ binti Umais dan memperoleh anak bernama Muhammad bin Abu Bakar.
d. Habibbah binti Kharijahdan memiliki seorang anak perempuan yang diberi nama
Ummu Kultsum.
2. Masa Kekhalifahan Abu Bakar ash-Shidiq r.a (11-13 h/ 632-635 M)
Pemilihan Abu Bakar Ash-shidiq sebagai khalifah pengganti Rasulullah berlangsung secara alami tanpa ada intervensi dari manapun. Karena ada beberapa kriteria yang melekat pada diri Abu Bakar seperti ketaatan dan keimanan yang luar biasa, faktor kesenioran dan juga kesetiaan dalam mengikutidan mendampingi rasulullah saw.Pada saat jenazah Nabi belum dimakamkan diantara umat Islam, ada yang mengusulkan untuk cepat-cepat memikirkan pengganti Nabi. Itulah perselisihan pertama terjadi pasca nabi wafat. Perselisihan tersebut berlanjut keperselisihan kedua di Tsaqifah bani saidah, pada saat kaum ansar menuntuk diakannya pemilihan khalifah. Sikap kaum ansar ini menunjukan bahwa kaum ansar lebih memmilki rasa kepedulian dalam hal berpolitik sibandingkan dengan kaum muhajirin. Dalam hal ini, setidaknya ada persaingan diantara kaum Ansar, Muhajirin, dan Bani Hasyim.
Masa Kekhalifahannya berlangsung selama dua tahun tiga bulan sebelas hari.
3. Hal-hal Penting yang Dilakukan Abu Bakar Selama Menjadi Khalifah
a. Memberangkatkan pasukan Usamah
Setelah resmi menjadi khalifah, abu bakar segera memberangkatkan pasukan Usamah. Pasukan itu tertahan setelah sampai disebuah tempat dekat madinah bersama Dzu Khasyab, tempat ketika Usamah mandapat berita tentang sakitnya rasulullah saw, Abu Bakar tidak mamperhatikan pendapat-pendapat yang mendesak agarpasukan Usamah dibekukan mengingat tersebar luasnya kemurtadan disebagian barisan
Sesampainya di Negeri(jajahan) Romawi, tempat dimana ayahnya terbunuh, Usamah bersama pasukannya menyerbu mereka hingga Allah memberikan kemenangan. Mereka kemudian kembali dengan membawa kemenangan.
b. Memberangkatkan pasukannya untuk memerangi orang-orang yang murtad dan tidak mau membayar Zakat. Pasukan ini dibaginya menjadi sepuluh panji: masing-masing pemegang panji diperintahkan untuk menuju kesuatu daerah. Allah memberikan dukungan kepada kaum muslimin dalam pertempuran ini sehingga berhasil menumpas kemurtadan, memantapkan islam disegenap penjuru jazirah, dan memaksa kaum kabilah untuk membayar zakat.
c. Memberangkatkan pasukan Khalid bin Walid ke Irak bersama Mutsni bin Haritsah asy-Syaibani yang kemudian berhasil menaklukan banyak negeri dan kembali dengan membawa kemenangan dan barang rampasan.
d. Abu Bakar memberikan gagasan dan memprakarsai penyerangan negeri-negeri RomawiAbu bakar kemudian mengumpulkan orang-orang dan menyampaikan khotbahnya kepada mereka. Dalam khotbahnya, ia memobilisasi masyarakat untuk berangkat jihad. Beliau juga menulis sejumlah surat pada para gubernurnya, memrintah mereka agar hadir, setelah berkumpul komandan, Abu Bakar memerintahkan mereka agar berangkat ke Syam, pasukan demi pasukan.
Penaklukan-penaklukan di Syam pada Era Abu Bakar
Dipermulaan tahun 13H, Abu Bakar Ash-Syidiq sudah mempersiapkan empat pasukan yang masing-masing mempersiapkan empat pasukan yang masing-masing dipimpin oleh seorang panglima, keempat pasukan ini diberangkatkan kebagian tertentu di Syam. Keempat pasukan itu adalah:
a. Pasukan Abu Ubaidah bin Al-Jarrah untuk menaklukan Homs.
b. Pasukan Yazid bin Abi Sufyan untuk menaklukan Damaskus.
c. Pasukan Syurahbil bin Hasanah untuk meneklukan lembah Yordania.
d. Pasukan Amru bin Ash untuk menaklukan Palestina, Abu Bakar juga mempersiapkan pasukan Khalid bin Sa’id sebgai pasukan cadangan.
4. Wafatnya Abu Bakar
Abu Bakar ash-Shidiq berbaring sakit selama lima belas hari, kemudian Aisah menemui Abu Bakar yang sedang menghadapi sakaratul maut dan nafasnya sudah sampai didada.
Pada hari senin, malam 12 Jumadil Akhirah 13 H/13 agustus 634 M, Abu Bakarash-Shidiq menemui sang pencipta dalam usia 63 tahun, Dengan meninggalnya Abu Bakar ash-Shidiq, dimulailah era kekhalifahan Umar bin Khatabn yang memegang kendali kaum muslimin pasca Abu Bakar.
B. Khalifah Umar bin Khatab
1. Biografi Umar bin Khatab
Nama lengkapnya adalah, Umar bin Khattab bin Naufail bin Abdi al-Uzza bin Ribaah bin Abdilah bin Qarth bin Razaah bin ady bin Kaab. Ibunya ialah Hantamah binti Hasyim bin maghribah bin Abdilah bin umar bin makzum. Umar termasuk bangsawan Quraisy dari suku bani ady, Ia dilahirkan di mekah empat tahun sebelum terjadi perang pijar.
Umar bin khattab memeluk agama islam pada tahun yang kelima dari kenabian. Sebelum menjadi muslim. Beliau memeluk agama islam secara mengejutkan. Ketika itu, “Beliau sedang menuju rumah iparnya dengan pedang terhunus untuk membunuh saudaranya fatimah binti khattab yang telah mengikuti ajaran nabi. Tertarik dengan ayat-ayat suci Al-Qur-an yang sedang dibacakan dirumah iparnya itu, tiba-tiba hatinya lunak dan pada saat itu juga ia mencari Nabi untuk menyatakan diri menjadi pengikutnya.
2. Masa Kekhalifahan Umar Bin Khatab
Sebelum Abu bakar memutuskan untuk menetapkan Umar bin khattab sebagai penggantinya, terlebih dahulu beliau berkonsultasi dengan tokoh2 masyarakat yang datang menjenguknya. Mereka itu terdiri dari; Abd al-rahman bin auf, Usman bin affan,Usaid bin hudlair al-anshary, Said bin Zaid,dll. Dari kaum muhajiin dan anshar.namun ternyata mereka tidaklah keberatan atas maksud khalifah untuk mencalonkan Umar bin khattab, sebagai penggantinya. Abu bakar lalu memanggil Usman bin affan untuk menulis perjajian ia kepada umar.
Isi perjanjianya adalah sebagai berikut : “dengan nama allah yang mah pengasih dan maha penyayang, inilah yang telah diputuskan abu bakar mencalonkan Umar sebagai pemimpinmu.)
Sesuai dengan kehendak abu bakar, maka Umar bin khattab dibaiat oleh kaum muslimin sebagai khalifah.
Masa pemerintahan khalifah Umar ditandai dengan banyak kemajuan ; kemajuan dalam bidang agama, politik, ekonomi dan kebudayaan.
3. Prestasi Umar bin Khatab
a. Perluasan Wilayah Islam
Gelombang ekspansi (perluasan wilaayah) banyak terjadi diantaranya: ibu ota Syiria, Damaskus jatuh pada tahun 635 M, iskandaria, inu kota mesir ditaklukan pada tahun 614 M, Mosul.
Umar mendirikan Baitl Mal, mencetak uang, mengatur ngaji,menciptakan tahun hijriah dan sebagainya.
b. Penataan stuktur pemerintahan
1) Administrasipemerintahan
Penataan administrasi dilakukan dengan Desentralisasi pemerintahan ini dilakukan untuk menjangkau islam yang semakin luas.
2) Lembaga peradilan
Urusan peradilan diserahkan kepada pejabat-pejabat yang diangkat dan diberi nama Qadi.
3) Korp militer
Umar membentuk organisasi militer yang bertujuan menjaga kecakapan militer bangsa Arab.
4) Bait al Mal
Pendirian al-mal dijadikan umar sebagai lembaga perekonomian islam dimaksudkan untuk menggaji tentara militer yang tidak lagi urusan pertanian, para pejabat dan staf-stafnya. Para Qadi yang berhak menerima zakat.
C. KhalifahUTSMAN BIN AFFAN (23-36 H/644-656)
1. Biografi Utsman bin Affan
Khalifah ketiga adalah Utsman bin affan. Nama lengkapnya adalah utsman bin affan bin abil ash bin ummayah dari suku Quraisy. Garis keturunanya bertemu degan nabi Muhammad dikakek keempat, abdu manaf, ibunya adalah arwi binti kuraiz. Adapun ibnu arwi adalah Al-baidha binti abdul muthalib, bibi rasullah.
Utsman bin affan lahir di thali, lahir enam tahun setelah tahun gajah, yaitu pada tahun 47 sebelum hijrah. Utsman memperoleh gelar dzun nurain (pemilik dua cahaya). Gelar yang diberikan oleh nabi muammad karena menikahi dua putri nabi secara berurutan, setelah yang satu meninggal.
Ia menikah dengan delapan orang perempuan. Ia menikah dengan:
a. Ruqayyah binti rasullah dan dikaruniai keturunan bernama Abdullah, Abdullah
meninggal dunia pada usia enam tahun.
b. Ummu kultsum binti rasullah, tidak member keturunan.
c. Fakhitahbinti gzhawah, iya dkaruniai seorang anak bernama Abdullah Al-ashar
namun juga meninggal dunia.
d. Ummu amru binti jundub Ia mendapatkan keturunan yaitu; Amru, Khalid, Aban,
Umar dan Maryam al kubra
e. Fatimah binti Al-walid Al-makh zumiyyah; ia melahirkan said al- walid, dan
ummu said
f. Ummul baninbinti uyainah bin hishn al fazzariyah ; ia melahirkan Abdul malik,
namun meninggal dalam usia dini.
g. Ramlah binti syaibah bin rabiah ia melahirkan Aisyah, ummu aban, dan ummu
amru.
h. Nailah binti al-faraisah. Ia melahirkan maryam as-syugra.
2. Masa Kekhalifahan Utsman Bin Affan (33-45 Hijriah/644-656 Masehi)
Seperti halnya umar, utsman diangkat menjadi khalifah melalui proses pemilihan. Bedanya umar dipilih atas penunjukan langsung, sedangkan utsman diangkat atas penunjukan tidak langsung, yaitu melewati badan syura yang dientuk oleh umar menjelang wafat nya.
Khalifah umar membentuk sebuah komisi yang terdiri dari enam orang calon, dengan perintah memilih dari salah seorang dari mereka untuk diangkat menjadi khalifah baru. Mereka ialah utsman bin affan, ali bin abi thalib, thalhah, zubair bin awwam, sa’ad bin abi waqqash, dan Abdullah ditambahkan kepada komisi enam itu, tetapi ia hanya mempunyai hak pilih, dan tidak bisa dipilih.
Melalui persaingan yang agak ketat dengan ali, sidang syura akhirnya memberi mandat kekhalifahan kepada Utsman bin affan. Masa pemerintahanya adalah yang terpanjang dari semua khalifah dizaman para khalifah rasyidah, yaitu 12 tahun, tetapi sejarah mencatat tidak seluruh masa kekuasaanya menjadi saat yang baik dan sukses baginya. Para penulis sejarah membagi zaman pemerntahan utsman menjadi dua periode, yaitu enam tahun pertama merupakan masa kejayaan pemerintahanya dan tahun terakhir merupakan masa pemerinthan yang buruk.
Pada masa-masa awal pemerintahanya, utsman melanjutkan sukses para pendahuunya, terutama dalam perluasan wilayah kekuasaa islam. Daerah-daerah strategis yang sudah dikuasai islam seperti mesir dan irak terus dilindungi dan dikembangkan dengan melakukan serangkaian ekspedisi militer yang terencanakan secara cermat dan simultan disemua front.
Dimesir pasukan muslim diinstrusikan untuk memasuki afrika utara. Salah satu pertempuran penting disini ialah “Zatis sawari” (peperangan tiang kapal) yng terjadi dilaut tengah dekat kota iskandariyah, antara tentara romawi di bawah pimpinan kaisar Constantin dengan lascar muslim pimpinan Abdullah bin abi sarah. Dinamakan perang kapal karena banyaknya kapal-kapal perang yang digunakan dalam peperangan tersebut. Disebutkan tterdapat 1000 buah kapal, dan 200 buah kapal milik kaum muslim sedangkan sisanya milik bangsa romawi. Pasukan islam berhasil mengusir pasukan lawan. Pasukan islam bergerak dari kota
basrah untuk menaklukan sisa wilayah kerajaan sasan di irak, dan dari kota kufah, gelombang kaum muslimin menyerb beberapa provinsi di sekitar laut kaspia.
a. Karya monumental Utsman yang dipersembahkan kepada umat islam ialah:
1) penyusunan kitab suci alquran.
Penyusunan alquran dimaksudkan untuk mengakhiri perbedaan-perbedaan yang serius dalam bacaan alquran.irak. Ketua dewan penyusunan alquran, yaitu zaid bin tsabit, sedangkaan yang mengumpulkan tulisan-tulisan alquran antara lain adalah dari Hafsah, salah seorang istri nabi.
Setelah melewati saat-saat yang gemilang, pada paruh terakhir masa kekuasaanya, khalfah Utsman menghadapi berbagai pemberontakan dan pembangkangan didalam negeri yang dilakukan oleh orang-orang yang kecewa terhadap tabiat khalifah dan beberapa kebijaksanaan pemerintahanya, akan tetapi, sebenarnya kekacauan itu sudah dimulai sejak prtama tokoh ini terpilih menjadi khalifah.
Utsman terpilih karena sebagai calon konservatif, ia adalah orang yang baik dan saleh. Namun, dalam banyak hal kurang menguntungkan, karena utsman terlalu terikat dengan kepentingan-kepentingan orang mekah, khususnya kaum Quraisy dari kalangn ban umayyah. Oleh karena itu, Utsman berada dalam pengaruh diminasi seperti itu maka satu persatu kedudukan tinggi kekhalifahan diduduki oleh anggota-anggota keluarga itu.
Kelemahan dan nepotisme telah membawa khalifah ke puncak kebencian rakyat, yang pada beberapa waktu kemudian menjadi perikaian yang mengerikan di kaangan umat islam.
Kodifikasi alquran tersebut diatas misalnya, yang dimaksud khalifah untuk menyelesaikan kesimpangsiran bacaan alquran sehinga perbedaan serius mengena kitab suci dapat dihindari, telah mengundang kecaman yang sangat hebat melebihi dari apa yang mungkin tidak diduga. Lawan-lawanya menudu bahwa Utsman sama skali tidak mempunyai otoritas untuk menerapkan edisi alquran yang dibakukan itu.
1) Administrasipemerintahan
Penataan administrasi dilakukan dengan Desentralisasi pemerintahan ini dilakukan untuk menjangkau islam yang semakin luas.
2) Lembaga peradilan
Urusan peradilan diserahkan kepada pejabat-pejabat yang diangkat dan diberi nama Qadi.
3) Korp militer
Umar membentuk organisasi militer yang bertujuan menjaga kecakapan militer bangsa Arab.
4) Bait al Mal
Pendirian al-mal dijadikan umar sebagai lembaga perekonomian islam dimaksudkan untuk menggaji tentara militer yang tidak lagi urusan pertanian, para pejabat dan staf-stafnya. Para Qadi yang berhak menerima zakat.
C. KhalifahUTSMAN BIN AFFAN (23-36 H/644-656)
1. Biografi Utsman bin Affan
Khalifah ketiga adalah Utsman bin affan. Nama lengkapnya adalah utsman bin affan bin abil ash bin ummayah dari suku Quraisy. Garis keturunanya bertemu degan nabi Muhammad dikakek keempat, abdu manaf, ibunya adalah arwi binti kuraiz. Adapun ibnu arwi adalah Al-baidha binti abdul muthalib, bibi rasullah.
Utsman bin affan lahir di thali, lahir enam tahun setelah tahun gajah, yaitu pada tahun 47 sebelum hijrah. Utsman memperoleh gelar dzun nurain (pemilik dua cahaya). Gelar yang diberikan oleh nabi muammad karena menikahi dua putri nabi secara berurutan, setelah yang satu meninggal.
Ia menikah dengan delapan orang perempuan. Ia menikah dengan:
a. Ruqayyah binti rasullah dan dikaruniai keturunan bernama Abdullah, Abdullah
meninggal dunia pada usia enam tahun.
b. Ummu kultsum binti rasullah, tidak member keturunan.
c. Fakhitahbinti gzhawah, iya dkaruniai seorang anak bernama Abdullah Al-ashar
namun juga meninggal dunia.
d. Ummu amru binti jundub Ia mendapatkan keturunan yaitu; Amru, Khalid, Aban,
Umar dan Maryam al kubra
e. Fatimah binti Al-walid Al-makh zumiyyah; ia melahirkan said al- walid, dan
ummu said
f. Ummul baninbinti uyainah bin hishn al fazzariyah ; ia melahirkan Abdul malik,
namun meninggal dalam usia dini.
g. Ramlah binti syaibah bin rabiah ia melahirkan Aisyah, ummu aban, dan ummu
amru.
h. Nailah binti al-faraisah. Ia melahirkan maryam as-syugra.
2. Masa Kekhalifahan Utsman Bin Affan (33-45 Hijriah/644-656 Masehi)
Seperti halnya umar, utsman diangkat menjadi khalifah melalui proses pemilihan. Bedanya umar dipilih atas penunjukan langsung, sedangkan utsman diangkat atas penunjukan tidak langsung, yaitu melewati badan syura yang dientuk oleh umar menjelang wafat nya.
Khalifah umar membentuk sebuah komisi yang terdiri dari enam orang calon, dengan perintah memilih dari salah seorang dari mereka untuk diangkat menjadi khalifah baru. Mereka ialah utsman bin affan, ali bin abi thalib, thalhah, zubair bin awwam, sa’ad bin abi waqqash, dan Abdullah ditambahkan kepada komisi enam itu, tetapi ia hanya mempunyai hak pilih, dan tidak bisa dipilih.
Melalui persaingan yang agak ketat dengan ali, sidang syura akhirnya memberi mandat kekhalifahan kepada Utsman bin affan. Masa pemerintahanya adalah yang terpanjang dari semua khalifah dizaman para khalifah rasyidah, yaitu 12 tahun, tetapi sejarah mencatat tidak seluruh masa kekuasaanya menjadi saat yang baik dan sukses baginya. Para penulis sejarah membagi zaman pemerntahan utsman menjadi dua periode, yaitu enam tahun pertama merupakan masa kejayaan pemerintahanya dan tahun terakhir merupakan masa pemerinthan yang buruk.
Pada masa-masa awal pemerintahanya, utsman melanjutkan sukses para pendahuunya, terutama dalam perluasan wilayah kekuasaa islam. Daerah-daerah strategis yang sudah dikuasai islam seperti mesir dan irak terus dilindungi dan dikembangkan dengan melakukan serangkaian ekspedisi militer yang terencanakan secara cermat dan simultan disemua front.
Dimesir pasukan muslim diinstrusikan untuk memasuki afrika utara. Salah satu pertempuran penting disini ialah “Zatis sawari” (peperangan tiang kapal) yng terjadi dilaut tengah dekat kota iskandariyah, antara tentara romawi di bawah pimpinan kaisar Constantin dengan lascar muslim pimpinan Abdullah bin abi sarah. Dinamakan perang kapal karena banyaknya kapal-kapal perang yang digunakan dalam peperangan tersebut. Disebutkan tterdapat 1000 buah kapal, dan 200 buah kapal milik kaum muslim sedangkan sisanya milik bangsa romawi. Pasukan islam berhasil mengusir pasukan lawan. Pasukan islam bergerak dari kota
basrah untuk menaklukan sisa wilayah kerajaan sasan di irak, dan dari kota kufah, gelombang kaum muslimin menyerb beberapa provinsi di sekitar laut kaspia.
a. Karya monumental Utsman yang dipersembahkan kepada umat islam ialah:
1) penyusunan kitab suci alquran.
Penyusunan alquran dimaksudkan untuk mengakhiri perbedaan-perbedaan yang serius dalam bacaan alquran.irak. Ketua dewan penyusunan alquran, yaitu zaid bin tsabit, sedangkaan yang mengumpulkan tulisan-tulisan alquran antara lain adalah dari Hafsah, salah seorang istri nabi.
Setelah melewati saat-saat yang gemilang, pada paruh terakhir masa kekuasaanya, khalfah Utsman menghadapi berbagai pemberontakan dan pembangkangan didalam negeri yang dilakukan oleh orang-orang yang kecewa terhadap tabiat khalifah dan beberapa kebijaksanaan pemerintahanya, akan tetapi, sebenarnya kekacauan itu sudah dimulai sejak prtama tokoh ini terpilih menjadi khalifah.
Utsman terpilih karena sebagai calon konservatif, ia adalah orang yang baik dan saleh. Namun, dalam banyak hal kurang menguntungkan, karena utsman terlalu terikat dengan kepentingan-kepentingan orang mekah, khususnya kaum Quraisy dari kalangn ban umayyah. Oleh karena itu, Utsman berada dalam pengaruh diminasi seperti itu maka satu persatu kedudukan tinggi kekhalifahan diduduki oleh anggota-anggota keluarga itu.
Kelemahan dan nepotisme telah membawa khalifah ke puncak kebencian rakyat, yang pada beberapa waktu kemudian menjadi perikaian yang mengerikan di kaangan umat islam.
Kodifikasi alquran tersebut diatas misalnya, yang dimaksud khalifah untuk menyelesaikan kesimpangsiran bacaan alquran sehinga perbedaan serius mengena kitab suci dapat dihindari, telah mengundang kecaman yang sangat hebat melebihi dari apa yang mungkin tidak diduga. Lawan-lawanya menudu bahwa Utsman sama skali tidak mempunyai otoritas untuk menerapkan edisi alquran yang dibakukan itu.
2) Di masanya, kekuatan Islam melebarkan ekspansi. Untuk pertama kalinya, Islam mempunyai armada laut yang tangguh. Muawiyah bin Abu Sofyan yang menguasai wilayah Syria, Palestina dan Libanon membangun armada itu. Sekitar 1.700 kapal dipakainya untuk mengembangkan wilayah ke pulau-pulau di Laut Tengah. Siprus, Pulau Rodhes digempur. Konstantinopel pun sempat dikepung.
3) Ustman juga membuat langkah penting bagi umat. Ia memperlebar bangunan Masjid Nabawi di Madinah dan Masjid Al-Haram di Mekah. Ia juga menyelesaikan pengumpulan naskah Quran yang telah dirintis oleh kedua pendahulunya. Ia menunjuk empat pencatat Quran, Zaid bin Tsabit, Abdullah bin Zubair, Said bin Ash, dan Abdurrahman bin Harits, untuk memimpin sekelompok juru tulis. Kertas didatangkan dari Mesir dan Syria. Tujuh Quran ditulisnya, Masing-masing dikirim ke Mekah, Damaskus, San'a, Bahrain, Basrah, Kufahdan Madinah.
D. Khalifah Ali Ibn Abi Thalib 30-40 (656-661)
1. Biografi Ali Ibn Abi Thalib
Beliau ialah Ali ibnu Abi Thalib ibnu Abdil Muttalib, putra dari paman Rasulullah dan suami dari putri belau Fatimah. Fatimah adalah satu-satunya putri Rasulullah yang ada mempunyai keturunan.Dari pihak Fatimah inilah Rasulullah mempunyai keturunan sampai sekarang.Ali semenjak kecil sudah dididik dengan adab dan budi pekerti Islam. Lidahnya amat fasih berbicara, dan dalam hal ini ia terkenal ulung. Pengetahuannya dalam agama islam amat luas. Dan mungkin, karena rapatnya dengan Rasalullah s.a.w., beliau termasuk orang yang paling banyak meriwayatkan hadis Nabi.Keberaniannya juga masyur dan hampir di seluruh peperangan-peperangan yang di pimpin Rasulullah, Ali senantiasa berada di barisan muka.Hampir di setiap peperangan yang di pimpin oleh Rasulullah, Ali tetap ada di dalamnya, bergulat atau perang tanding, dengan tak takut mati.Sering Ali dapat kemenangan bagi kaum Muslimin dengan mata pedangnya yang tajam.
2. Proses Pengangkatan Ali Bin Abi Thalib
Pengukuhan Ali menjadi khalifah tidak semulus pengukuhan tiga orang khalifah sebelumnya.Ali dibai’at di tengah-tengah suasana berkabung atas meninggalnya Utsman, pertentangan dan kekacauan, serta kebingungan umat Islam Madinah.Sebab, kaum pemberontak yang membunuh Utsman mendaulat Ali supaya bersedia dibai’at menjadi khalifah. Setelah Atsman terbunuh, kaum pemberontak mendatangi para sahabat senior satu persatu yang ada di kota Madinah, seperti Ali Bin Abi Thalib, Tahlhah, Zubair, Saad bin Abi Waqqash, dan Abdulah bin Umar bin Khaththab agar bersedia menjadi khalifah, namun mereka menolak. Akan tetapi, baik kaum pemberontak maupun kaum Anhar dan Muhajirin lebih menginginkan Ali menjadi khalifah.Ia di datangi beberapa kali oleh kelompok-kelompok tersebut agar bersedia dibai’at menjadi khalifah. Namun, Ali menolak. Sebab, ia menghendaki agar urusan itu diseesaikan melalui musyawarah dan mendapat persetujuan dari sahabat-sahabat senior terkemuka. Akan tetapi, setelah massa rakyat mengemukakan bahwa umat Islam peru segera mempunyai pemimpin agar tidak terjadi kekacauan yang lebih besar, akhirnya Ali bersedia dibai’at menjadi khalifah.
Ia dibai’at oleh mayoritas rakyat dari Muhajirin dan Anshar setiap para tokoh sahabat, seperti Thalhah dan Zubair, tetapi ada beberapa orang sahabat senior, seperti Abdullah bin Umar bin Khaththab, Muhammad bin Maslamah, Saad bin Abi Waqqas, Hasan bin Tsabit, dan Abdullah bin Salam yang waktu itu berada di Madinah tidak mau ikut membai’at Ali.
Ibn Umar dan Saad misalnya bersedia berbai’at kalau seluruh rakyat sudah berbai’at.Mengenai Thalhah dan Zubair diriwayatkan, mereka berbai’at secara terpaksa. Riwayat lain menyatakan mereka bersedia berbai’at jika nanti mereka di angkat menjadi gubernur di Kufah dan Bashrah. Akan tetapi, riwayat lain menyatakan bahwa Thalhah dan Zubair bersama kaum Anshar dan Muhajirin yang meminta kepada Ali agar bersedia dibai’at menjadi khalifah. Mereka menyatakan bahwa mereka tidak punya pilihan lain, kecuali memilih Ali.
Dengan demikian, Ali tidak dibai’at oleh kaum muslimin secara aklamasi karena banyak sahabat senior ketika itu tidak berada di kota Madinah, mereka tersebar di wilayah-wilayah taklukan baru; dan wilayah Islam sudah meluas ke luar kota Madinah sehingga umat Islam tidak hanya berada di tanah Hizah (Mekah, Madinah, dan Thaif), tetapi sudah tersebar di Jazirah Arab dan di luarnya. Salah seorang tokoh yang menolak untuk membai’at Ali dan menunjukkan sikap konfrotatif adalah Muawiyah bin Abi Sufyan, keluarga Utsman dan Gubernur Syam. Alasan yang di kemukakan karena menurutnya Ali bertanggung jawab atas terbunuhnya Utsman.
D. Khalifah Ali Ibn Abi Thalib 30-40 (656-661)
1. Biografi Ali Ibn Abi Thalib
Beliau ialah Ali ibnu Abi Thalib ibnu Abdil Muttalib, putra dari paman Rasulullah dan suami dari putri belau Fatimah. Fatimah adalah satu-satunya putri Rasulullah yang ada mempunyai keturunan.Dari pihak Fatimah inilah Rasulullah mempunyai keturunan sampai sekarang.Ali semenjak kecil sudah dididik dengan adab dan budi pekerti Islam. Lidahnya amat fasih berbicara, dan dalam hal ini ia terkenal ulung. Pengetahuannya dalam agama islam amat luas. Dan mungkin, karena rapatnya dengan Rasalullah s.a.w., beliau termasuk orang yang paling banyak meriwayatkan hadis Nabi.Keberaniannya juga masyur dan hampir di seluruh peperangan-peperangan yang di pimpin Rasulullah, Ali senantiasa berada di barisan muka.Hampir di setiap peperangan yang di pimpin oleh Rasulullah, Ali tetap ada di dalamnya, bergulat atau perang tanding, dengan tak takut mati.Sering Ali dapat kemenangan bagi kaum Muslimin dengan mata pedangnya yang tajam.
2. Proses Pengangkatan Ali Bin Abi Thalib
Pengukuhan Ali menjadi khalifah tidak semulus pengukuhan tiga orang khalifah sebelumnya.Ali dibai’at di tengah-tengah suasana berkabung atas meninggalnya Utsman, pertentangan dan kekacauan, serta kebingungan umat Islam Madinah.Sebab, kaum pemberontak yang membunuh Utsman mendaulat Ali supaya bersedia dibai’at menjadi khalifah. Setelah Atsman terbunuh, kaum pemberontak mendatangi para sahabat senior satu persatu yang ada di kota Madinah, seperti Ali Bin Abi Thalib, Tahlhah, Zubair, Saad bin Abi Waqqash, dan Abdulah bin Umar bin Khaththab agar bersedia menjadi khalifah, namun mereka menolak. Akan tetapi, baik kaum pemberontak maupun kaum Anhar dan Muhajirin lebih menginginkan Ali menjadi khalifah.Ia di datangi beberapa kali oleh kelompok-kelompok tersebut agar bersedia dibai’at menjadi khalifah. Namun, Ali menolak. Sebab, ia menghendaki agar urusan itu diseesaikan melalui musyawarah dan mendapat persetujuan dari sahabat-sahabat senior terkemuka. Akan tetapi, setelah massa rakyat mengemukakan bahwa umat Islam peru segera mempunyai pemimpin agar tidak terjadi kekacauan yang lebih besar, akhirnya Ali bersedia dibai’at menjadi khalifah.
Ia dibai’at oleh mayoritas rakyat dari Muhajirin dan Anshar setiap para tokoh sahabat, seperti Thalhah dan Zubair, tetapi ada beberapa orang sahabat senior, seperti Abdullah bin Umar bin Khaththab, Muhammad bin Maslamah, Saad bin Abi Waqqas, Hasan bin Tsabit, dan Abdullah bin Salam yang waktu itu berada di Madinah tidak mau ikut membai’at Ali.
Ibn Umar dan Saad misalnya bersedia berbai’at kalau seluruh rakyat sudah berbai’at.Mengenai Thalhah dan Zubair diriwayatkan, mereka berbai’at secara terpaksa. Riwayat lain menyatakan mereka bersedia berbai’at jika nanti mereka di angkat menjadi gubernur di Kufah dan Bashrah. Akan tetapi, riwayat lain menyatakan bahwa Thalhah dan Zubair bersama kaum Anshar dan Muhajirin yang meminta kepada Ali agar bersedia dibai’at menjadi khalifah. Mereka menyatakan bahwa mereka tidak punya pilihan lain, kecuali memilih Ali.
Dengan demikian, Ali tidak dibai’at oleh kaum muslimin secara aklamasi karena banyak sahabat senior ketika itu tidak berada di kota Madinah, mereka tersebar di wilayah-wilayah taklukan baru; dan wilayah Islam sudah meluas ke luar kota Madinah sehingga umat Islam tidak hanya berada di tanah Hizah (Mekah, Madinah, dan Thaif), tetapi sudah tersebar di Jazirah Arab dan di luarnya. Salah seorang tokoh yang menolak untuk membai’at Ali dan menunjukkan sikap konfrotatif adalah Muawiyah bin Abi Sufyan, keluarga Utsman dan Gubernur Syam. Alasan yang di kemukakan karena menurutnya Ali bertanggung jawab atas terbunuhnya Utsman.
3. POLITIK ALI DALAM PEMERINTAHAN
Ali mempunyai watak dan pribadi sendiri, suka berterus terang, tegas bertindak dan tak suka berminyak air.Ia tak takut akan celaan siapapun dalam menjalankan kebenaran. Disebabkan oleh keperbadian yang dimilikinya itu, maka sesudah ia dibai’at menjadi khalifah, dikeluarkannya dua ketetapan :
a. Memecat kepala-kepala daerah angkatan Utsman. Dikirimnya kepala daerah baru yang akan menggantikan. Semua kepala daerah angkatan Ali itu terpaksa kembali saja ke Madinah, karena tak dapat memasuki daerah yang ditugaskan kepadanya.
b. Mengambil kembali tanah-tanah yang dibagi-bagikan Utsman kepada famili-famili dan kaum kerabatnya tanpa jalan yang sah. Demikian juga hibah atau pemberian Utsman kepada siapapun yang tidak beralasan, diambil Ali kembali.
Ali mempunyai watak dan pribadi sendiri, suka berterus terang, tegas bertindak dan tak suka berminyak air.Ia tak takut akan celaan siapapun dalam menjalankan kebenaran. Disebabkan oleh keperbadian yang dimilikinya itu, maka sesudah ia dibai’at menjadi khalifah, dikeluarkannya dua ketetapan :
a. Memecat kepala-kepala daerah angkatan Utsman. Dikirimnya kepala daerah baru yang akan menggantikan. Semua kepala daerah angkatan Ali itu terpaksa kembali saja ke Madinah, karena tak dapat memasuki daerah yang ditugaskan kepadanya.
b. Mengambil kembali tanah-tanah yang dibagi-bagikan Utsman kepada famili-famili dan kaum kerabatnya tanpa jalan yang sah. Demikian juga hibah atau pemberian Utsman kepada siapapun yang tidak beralasan, diambil Ali kembali.
4. PEPERANGAN JAMAL
Dinamakan perang Jamal (unta) karena Siti Aisyah istri Rasulullah dan putri Abu Bakar As Shiddiq ikut dalam peperangan ini dengan mengendarai unta. Ikut campurnya Aisyah memerangi Ali terpandang sebagai hal yang luar biasa, sehingga orang menghubungkan peperangan ini dengan Aisyah dan untanya, walupun peranan yang di pegang Aisyah tidak begitu besar.
Ada alasan bagi Aisyah supaya pasif saja, tidak ikut campur tangan dalam peperangan ini, sebaliknya ada pula alasan, dia harus menceburkan diri memasukinya.Sebelum alasan-alasan masing-masing kita perkatakan lebih dahulu kita nyatakan bahwa Aisyah serupa dengan kebanyakan kaum Muslimin tidak membenarkan tindakan-tindakan Utsman.Dia dan Thalhah paling banyak mengencam dan memperlihatkan kesalahan-kesalahan Utsman.
Bab III
PENUTUP
Dinamakan perang Jamal (unta) karena Siti Aisyah istri Rasulullah dan putri Abu Bakar As Shiddiq ikut dalam peperangan ini dengan mengendarai unta. Ikut campurnya Aisyah memerangi Ali terpandang sebagai hal yang luar biasa, sehingga orang menghubungkan peperangan ini dengan Aisyah dan untanya, walupun peranan yang di pegang Aisyah tidak begitu besar.
Ada alasan bagi Aisyah supaya pasif saja, tidak ikut campur tangan dalam peperangan ini, sebaliknya ada pula alasan, dia harus menceburkan diri memasukinya.Sebelum alasan-alasan masing-masing kita perkatakan lebih dahulu kita nyatakan bahwa Aisyah serupa dengan kebanyakan kaum Muslimin tidak membenarkan tindakan-tindakan Utsman.Dia dan Thalhah paling banyak mengencam dan memperlihatkan kesalahan-kesalahan Utsman.
Bab III
PENUTUP
Kesimpulan
Hal-hal Penting yang Dilakukan Abu Bakar Selama Menjadi Khalifah
1. Memberangkatkan pasukan Usamah
2. Memberangkatkan pasukannya untuk memerangi orang-orang yang murtad dan tidak mau membayar Zakat
3. Memberangkatkan pasukan Khalid bin Walid ke Irak bersama Mutsni bin Haritsah asy-Syaibani
4. Abu Bakar memberikan gagasan dan memprakarsai penyerangan negeri-negeri Romawi
1. Memberangkatkan pasukan Usamah
2. Memberangkatkan pasukannya untuk memerangi orang-orang yang murtad dan tidak mau membayar Zakat
3. Memberangkatkan pasukan Khalid bin Walid ke Irak bersama Mutsni bin Haritsah asy-Syaibani
4. Abu Bakar memberikan gagasan dan memprakarsai penyerangan negeri-negeri Romawi
Prestasi Umar bin Khatab
1. Perluasan Wilayah Islam
2. Penataan stuktur pemerintahan
Karya monumental Utsman yang dipersembahkan kepada umat islam ialah:
1. penyusunan kitab suci alquran.
2. Islam mempunyai armada laut yang tangguh.
3. memperlebar bangunan Masjid Nabawi di Madinah dan Masjid Al-Haram di Mekah. Ia juga menyelesaikan pengumpulan naskah Quran yang telah dirintis oleh kedua pendahulunya
Politik Ali dalam Pemerintahan
Sesudah ia dibai’at menjadi khalifah, dikeluarkannya dua ketetapan :
1. Memecat kepala-kepala daerah angkatan Utsman. Dikirimnya kepala daerah baru yang akan menggantikan. Semua kepala daerah angkatan Ali itu terpaksa kembali saja ke Madinah, karena tak dapat memasuki daerah yang ditugaskan kepadanya.
2. Mengambil kembali tanah-tanah yang dibagi-bagikan Utsman kepada famili-famili dan kaum kerabatnya tanpa jalan yang sah. Demikian juga hibah atau pemberian Utsman kepada siapapun yang tidak beralasan, diambil Ali kembali
DAFTAR PUSTAKA
Sesudah ia dibai’at menjadi khalifah, dikeluarkannya dua ketetapan :
1. Memecat kepala-kepala daerah angkatan Utsman. Dikirimnya kepala daerah baru yang akan menggantikan. Semua kepala daerah angkatan Ali itu terpaksa kembali saja ke Madinah, karena tak dapat memasuki daerah yang ditugaskan kepadanya.
2. Mengambil kembali tanah-tanah yang dibagi-bagikan Utsman kepada famili-famili dan kaum kerabatnya tanpa jalan yang sah. Demikian juga hibah atau pemberian Utsman kepada siapapun yang tidak beralasan, diambil Ali kembali
DAFTAR PUSTAKA
Badri Yatim MA., Sejarah Peradaban Islam, Jakarta: Rajawali Press, 2007
Syalabi,Ahmad, Sejarah Kebudayaan Islam, terjMukhtar Yahya dan Sanusi Latief(Al Husna Zikra, Jakarta: 2000
Sa’id,Muhammad Ramadhan,sirah nabawiyah, Lebanon: darul fikri,1977
Supriyadi,didi,sejarah peradaban islam, Bandung: Pustaka setia,2008
Mahmud,Shalahuddin as-sa’id,10 sahabat yang dijamin masuk surge,Surakarta: Darul Bayan Al-Arabi,2006