head

Breaking News
Loading...
Sunday, April 5, 2020

Skripsi: ANALISIS KINERJA PIMPINAN TERHADAP LOYALITAS DAN DISIPLIN KERJA KARYAWAN

8:05 AM

A.  Latar Belakang Masalah
Setiap organisasi atau perusahaan baik pemerintah maupun swasta pada dasarnya merupakan suatu wadah yang menampung berbagai potensi sumber daya manusia untuk bekerja bersama-sama, saling berhubungan, saling bergantung dan tersusun dalam sebuah struktur yang terorganisasi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Dalam hal ini, sumber daya manusia baik yang menduduki posisi pemimpin atau anggota adalah faktor penting dalam setiap organisasi atau perusahaan demi mencapai sasaran organisasi atau perusahaan tersebut. Hal ini dikarenakan berhasil atau tidaknya suatu tujuan tersebut bergantung dan dipengaruhi oleh sumber daya manusia didalamnya, selaku pelaksana kerja.
Kepemimpinan adalah kemampuan untuk mempengaruhi pihak lain. Keberhasilan seorang pemimpin tergantung kepada kemampuannya untuk mempengaruhi itu. Dengan kata lain, kepemimpinan dapat diartikan sebagai kemampuan seseorang untuk mempengaruhi orang lain, melalui komunikasi baik langsung maupun tidak langsung dengan maksud untuk menggerakkan orang-orang tersebut agar dengan penuh pengertian, kesadaran dan senang hati bersedia mengikuti kehendak-kehendak pimpinan itu.[1]
Seorang pemimpin diharapkan memiliki kemampuan untuk memimpin mengarahkan karyawan supaya maju dalam meraih dan mewujudkan tujuan-tujuan yang diharapkan dan yang ingin dicapai bersama. Seorang pemimpin juga merupakan bagian dari anggota karyawan yang tidak bisa dipisahkan. Apa yang menjadi tanggung jawab pemimpin harus dijalankan dengan sebaik-baiknya sehingga seorang pemimpin mampu menjadikan dirinya sebagai suri tauladan dan panutan bagi karyawan yang dipimpinnya dalam rangka meraih tujuan bersama.
Dalam konteks pemimpin, Allah SWT berfirman dalam Surah An-Nisa ayat 59 yang berbunyi :
$pkšr'¯»tƒ tûïÏ%©!$# (#þqãYtB#uä (#qãèÏÛr& ©!$# (#qãèÏÛr&ur tAqߧ9$# Í<'ré&ur ͐öDF{$# óOä3ZÏB ( bÎ*sù ÷Läêôãt»uZs? Îû &äóÓx« çnrŠãsù n<Î) «!$# ÉAqߧ9$#ur bÎ) ÷LäêYä. tbqãZÏB÷sè? «!$$Î/ ÏQöquø9$#ur ̍ÅzFy$# 4 y7Ï9ºsŒ ׎öyz ß`|¡ômr&ur ¸xƒÍrù's? ÇÎÒÈ  

Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu. kemudian jika kamu berlainan Pendapat tentang sesuatu, Maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.” (Qs.An-Nisa:59).[2]
Dalam tafsir Al-Maraghi diterangkan bahwa ulil amri yaitu para umara, hakim, ulama, panglima perang, dan seluruh pemimpin dan kepala yang menjadi tempat kembali manusia dalam kebutuhan dan maslahat umum. Apabila mereka telah menyepakati suatu urusan atau hukum, mereka wajib ditaati dengan syarat mereka harus dapat dipercaya, tidak menyalahi perintah Allah SWT dan sunnah rasul yang mutawwatir dan didalam membahas serta menyepakati perkara mereka tidak ada pihak yang memaksa.[3]
Pemimpin harus mengutamakan loyalitas dan disiplin kerja karena pemimpin adalah panutan dan suri tauladan dari seluruh karyawan dalam sebuah perusahaan atau organisasi. Bagaimana pemimpin bersikap, bertingkah laku, berbicara dan saat pemimpin mengambil keputusan itu sangat berpengaruh di mata karyawan sebagai contoh yang kemudian akan mereka tiru. Mulai dari tingkat kedisiplinan pemimpian, kerapihan pemimpin dan loyalitas pemimpin sangat berpengaruh pada reputasi perusahaan itu sendiri.
Berdasarkan wawancara kepada .............................................................

B.  Pertanyaan  Penelitian

C.  Tujuan dan Manfaat Penelitian               
1.    Tujuan Penelitian
2.    Manfaat Penelitian

D.  Penelitian Relevan


BAB II
LANDASAN TEORI
A.  Pemimpin
1.      Pengertian Pimpinan
Konsep “pemimpin berasal dari bahasa asing “leader”. Pemimpin adalah orang yang paling berorialisasi hasil di dunia, dan kepastian dengan hasil ini juga hanya positif kalau seseorang mengetahui apa yang diinginkannya. Pemimpin adalah pioner sebagai orang yang bersedia melangkah ke dalam situasi yang tidak diketahui. Pemimpin yang mempunyai visi yang jelas dapat menjadi penuntun dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya sebagai pemimpin.
Berdasarkan penjelasan tentang definisi diatas dapat ditarik beberapa simpulan, yaitu bahwa :
a.    Kepemimpinan meliputi penggunaan pengaruh dan bahwa semua hubungan dapat melibatkan pimpinan.
b.    Kepemimpinan mencakup pentingnya proses komunikasi. Kejalasan dan keakuratan dari komunikasi mempengaruhi prilaku dan kinerja pengikutnya.
c.    Kepemimpinan memfokuskan pada tujuan yang dicapai. Pemimpin yang efektif harus berhubungan dengan tujuan-tujuan individu, kelompok dan organisasi.[4]

2.      Kinerja Pimpinan dan Manager Dalam Islam
Pekerjaan pemimpin dalam organisasi tak ubahnya melaksanakan fungsi-fungsi atau tugas-tugas kepemimpinan organisasi. Dengan demikian, kesuksesan suatu organisasi sangat tergantung pada kualitas kepemimpinan. Apakah dalam bisnis, pemerintahan, kedokteran, agama, kualitas pemimpin akan menentukan kualitas organisasi itu sendiri. Pemimpin yang sukses mengantisipasi perubahan, dengan sekuat tenaga memanfaatkan kesempatan, memotivasi pengikut mereka untuk mencapai tingkat produktivitas yang lebih tinggi, mengoreksi kinerja buruk, dan membawa organisasi ke arah yang lebih baik. Prilaku kepemimpinan merupakan tindakan-tindakan spesifik seorang pemimpin dalam mengarahkan dan mengoodinasikan kerja kelompok. Namum dala  kerangka ini perlu ditegaskan bahwa proses kinerja spesifik pemimpin tersebut harus berlandaskan pada Al-Qur’an dan hadis. Sebagaimana yang disebutkan dalam Surah An-Nisa ayat 59 yang berbunyi :
$pkšr'¯»tƒ tûïÏ%©!$# (#þqãYtB#uä (#qãèÏÛr& ©!$# (#qãèÏÛr&ur tAqߧ9$# Í<'ré&ur ͐öDF{$# óOä3ZÏB ( bÎ*sù ÷Läêôãt»uZs? Îû &äóÓx« çnrŠãsù n<Î) «!$# ÉAqߧ9$#ur bÎ) ÷LäêYä. tbqãZÏB÷sè? «!$$Î/ ÏQöquø9$#ur ̍ÅzFy$# 4 y7Ï9ºsŒ ׎öyz ß`|¡ômr&ur ¸xƒÍrù's? ÇÎÒÈ  

Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu. kemudian jika kamu berlainan Pendapat tentang sesuatu, Maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.” (Qs.An-Nisa:59.[5]
Artinya, pada ayat tersebut ditegaskan bahwa manusia beriman sebagai objek dari pendidikan ataupun subjek pendidikan harus mentaati atau berpedoman pada Al-Qur’an dan hadis sebagai acuan normatif dan juga pada ketetapan pemimpin selama tidak menyimpang dari Al-Quran dan Hadis.
3.         Fungsi dan Metode Kepemimpinan 
Seorang pemimpin yang efektif adalah seorang pemimpin uang mampu menampilkan dua fungsi yaitu fungsi tugas dan fungsi pemeliharaan 
a.    Fungsi Kepemimpinan
1)   Fungsi tugas
Fungsi ini berhubungan dengan suatu yang harus dilaksanakan untuk memilih dan mencapai tujuan secara rasional, adapun fungsi-fungsi seorang pemimpin adalah :
a)        Menciptakan kegiatan : tugas pemimpin adalah menetapkan deskriptif pekerjaan secara jelas untuk karyawan dan bawahannya.
b)        Menjelaskan : tugas pemimpin yang lain adalah menjelaskan apa saja yang dirasa belum jelas oleh bawahanny, misalkan tentang tugas, kewajiban dan hak-hak bawahan.
c)        Mengevaluasi ; tugas pemimpin yang lain adalah mengevaluasi atau mengendalikan orang atau kegiatan dengan harapan semua kegiatan orang dalam organisasi bergerak ke tujuan yang telah ditetapkan dalam tahap penrencanaan dan dapat segera di tanggulangi jika ada penyimpangan.

2)   Fungsi Pemeliharaan
Berdasarkan dengan kepuasaan emosi yang diperlukan untuk mengembankan dan memelihara kelompok, masyarakat atau untuk keberadaan organisasi, adapun fungsi pemeliharaan seorang pemimpin adalah:
a)    Mendorong semangat: memotivasi karyawan agar selalu bergairah dan bersemangat dalam bekerja, dengan demikian karyawan yang kinerja baik menjadi tugas pemimpin, di samping juga tugas karyawan secara pribadi.
b)   Menetapkan standar: standar kinerja harus ditetapkan dari awal dan hal ini merupakan tugas pemimpin, tanpa sadar kinerja jelas, karyawan tidak akan tahu apakah dia sudah bekerja dengan baik atau belum.
c)    Mengikuti: pemimpin tidak boleh lepas tangan begitu saja setelah tugas didistibusikan, dia tetap harus menantau anak buahnya.


b.    Metode kepemimpinan
4 metode kepemimpinan yang telah mempengeruhi tindakan-tindakan setiap pemimpin yang sukses yaitu :
1)        Metode yang pertama adalah memberi perintah, perintah itu dari situasi formal dan informal, karena itu perintah adalah fakta fungsional pada organisasi, kedinasan atau jawatan pemerintahan dan swasta, berbentukan intruksi, komanda, peraturan tat tertib, standar praktek atau prilaku yang harus dipatuhi.
2)        Metode yang kedua adalah memberikan celaan dan pujian. Celaan harus diberikan secara objektif dan tidak bersifat subjektif, juga tidak disertai emosi-emosi yang negatif (benci, dendam curiga, dan lain-lain).
3)        Metode yang ketiga adalah memupuk tingkah laku pribadi yang benar, yaitu pemimpin harus bersifat objektif dan jujur. Ia juga harus menjaukan diri dari rasa pilih kasih atau fovoritismr, karena hal ini bisa menurunkan moral masyarakat lainnya, selain itu juga masyarakat akan melihat segala sikap dan tingkah laku pemimpinnya dari kebiasaan yang setiap saat dilakukan hingga hal-hal yang tidak dilakukan sekalipun masyarakat akan selalu mengikutinya.
4)        Metode yang keempat adalah peka terhadap saran-saran. Sifat pemimpin itu harus luwes dan terbuka, dan peka pada saran-saran eksternal yang positif sifatnya. Dia harus menghargai pendapat-pendapat orang lain, untuk kemudian mengombinakannya dengan ide-ide sendiri. Dengan begitu dia bisa membangkitkan inisiatif anggota masyarakat untuk memberikan saran-saran yang baik.[6] 

B.  Loyalitas
1.     Pengertian Loyalitas
Loyalitas menurut Kamus Besar Umum Bahsa Indonesia berarti taat, patuh,dan setia.[7] Loyalitas atau kesetian merupakan salah satu unsur yang digunakan dalam penelitian karyawan yang mencakup kesetiaan terhadap pekerjaannya, jabatannya dan organisasi. Kesetiaan ini mencerminkan oleh kesedian karyawan menjaga dan membela organisasi didalam maupun diluar pekerjaan dari orang yang tidak bertanggung jawab.[8]
Loyalitas kepada pekerjaan tercermin pada sikap karyawan yang mencurahkan kemampuan dan keahlian yang dimiliki, melaksanakan tugas dengan tanggung jawab, disiplin serta jujur dalam bekerja.[9] Sikap karyawan sebagai bagian dari perusahaan yang paling utama adalah loyal. Sikap ini diantaranya tercermin dari terciptanya suasana yang menenangkan dan mendukung ditempat kerja, menjaga citra perusahaan dan adanya kesediaan untuk bekerja dalam jangka waktu yang lebih panjang. Loyalitas karyawan ditunjukan dengan komitmen karyawan di dalam peusahaan, komitmen dalam berorganissi dapat terbentuk karena adanya beberapa faktor baik dari organisasi maupun individu sendiri.[10]
Dari kesimpulan diatas loyalitas adalah kesetiaan seorang karyawan terhadat perusahaan yang timbul dengan sendirnya, bertahan dalam organisasi/perusahaan dan melakukan yang terbaik untuk perusahaan.
2.    Unsur-Unsur Loyalitas
Unsur-unsur loyalitas adalah sebagai berikut.
a.    Ketaatan atau kepatuhan
Ketaatan yaitu kesanggupan seorang pegawai untuk mentaati perintah dinas yang diberikan atasan yang berwenang serta sanggup tidak melanggar larangan yang ditentukan.Ciri-ciri ketaatan yaitu:
1)     Mentaati segala peraturan perundang-undangan dan ketentuan yang berlaku.
2)     Mentaati perintah kedinasan yang diberikan atasan yang berwenang dengan baik.
3)     Selalu mentaati jam kerja yang sudah ditentukan.
4)     Selalu memberikan pelayanan kepada masyarakat dengan sebaik-baiknya.

b.    Bertanggung jawab
Tanggung jawab adalah kesanggupan seorang karyawan dalam menyelesaikan pekerjaan yang diserahkan kepadanya dengan baik, tepat waktu, serta berani mengambil resiko untuk keputusan yang dibuat atau tindakan yang dilakukan.

c.    Kejujuran
Kejujuran adalah keselarasan antara yang terucap atau perbuatan dengan kenyataan. Ciri-ciri kejujuran yaitu:
1)   Selalu melakukan tugas dengan penuh keikhlasan tanpa merasa dipaksa.
2)   Tidak menyalah gunakan wewenang yang ada padanya.
3)   Melaporkan hasil pekerjaan kepada atasan apa adanya.[11]

3.    Faktor Yang Mempengaruhi Loyalitas Kerja
Loyalitas kerja akan tercipta apabila karyawan merasa tercukupi dalam memenuhi kebutuhan hidup dari pekerjaannya, sehingga meraka betah bekerja dalam suatu perusahaan. Aspek-aspek loyalitas kerja yang terdapat pada individu dikemukakan oleh Siswanto yang menitik beratkan pada pelaksanaan kerja yang dilakukan karyawan ialah taat pada peraturan, tanggung jawab, kemauan untuk bekerja sama, rasa memiliki, hubungan antar pribadi, dan kesukaan terhadap pekerjaan. Selanjutnya Steers & Porter,Vannecia, Eddy, dan Roy Setiawan menyatakan bahwa timbulnya loyalitas kerja dipengaruhi oleh :[12]
a.       Karaktersitik pribadi
Karakteristik pribadi merupakan faktor yang menyangkut karyawan itu sendiri yang meliputi usia, masa kerja, jenis kelamin, tingkat pendidikan, prestasi yang dimiliki, ras dan sifat kepribadian.
b.      Karakteristik pekerjaan
Karakteristik pekerjaan menyangkut pada seluk beluk perusahaan yang dilakukan meliputi tantangan kerja, job stress, kesempatan untuk berinteraksi sosial, identifikasi tugas, umpan balik dan kecocokan tugas.
c.       Karakteristik desain perusahaan
Karakteristik desain perusahaan menyangkut pada intern perusahaan yang dapat dilihat dari sentralisasi, tingkat formalitas, tingkat keikut sertaan dalam pengambilan keputusan, paling tidak telah mengajukan berbagai tingkat asosiasi dengan tanggung jawab perusahaan. Ketergantungan fungsional maupun fungsi kontrol perusahaan.



d.      Pengalaman yang diperoleh dari perusahaan
Pengalaman tersebut merupakan internalisasi individu terhadap perusahaan setelah melaksanakan pekerjaan dalam perusahaan sehingga menimbulkan rasa aman, merasakan adanya keputusan pribadi yang dipenuhi oleh perusahaan. Berdasarkan faktor-faktor yang telah diungkap diatas dapat dilihat bahwa masing-masing faktor mempunyai dampak tersendiri bagi kelangsungan hidup perusahaan, sehingga tuntutan loyalitas yang diharapkan oleh perusahaan, baru dapat terpenuhi apabila karyawan memiliki karakteristik seperti yang diharapkan dan perusahaan sendiri telah mampu memenuhi harapan-harapan karyawan.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa faktor yang mempengaruhi loyalitas tersebut meliputi adanya fasilitas-fasilitas kerja, tunjangan kesejahteraan, suasana kerja, upah yang diterima, karakteristik pribadi individu atau karyawan, karakteristik pekerjaan, karakteristik desain perusahaan dan pengalaman yang diperoleh selama karyawan menekuni pekerjaan itu.





C.  Disiplin Kerja
1.    Pengertian disiplin kerja
Disiplin adalah ketaatan (kepatuhan)[13]. Disiplin kerja adalah suatu alat yang digunakan para manager untuk berkomunikasi dengan karyawan agar mereka bersedia untuk mengubah suatu perilaku serta sebagai upaya untuk meningkatkan kersadaran dan kesediaan seseorang mentaati semua peraturan perusahaan dan norma–norma sosial yang berlaku.
Disiplin kerja karyawan memerlukan alat komunikasi, terutama pada peringatan yang bersifat spesifikasi terhadap karyawan yang tidak mau merubah sifat dan prilakunya. Penegakan disiplin kerja karyawan biasanya dilakukan oleh penyedia. Sedangkan kesadaran ialah sikap seseorang yang secara sukarela mentaati semua peraturan dan sadar akan tugas dan tanggung jawab.

2.    Bentuk–bentuk disiplin kerja
Terdapat empat perspektif datar yang menyangkut disiplin kerja yaitu :
a.    Disiplin Retributif  adalah berusaha menghukum orang yang berbuat salah.
b.    Disiplin korektif adalah berusaha membantu karyawan mengoreksi perilakunya yang tidak tepat.
c.    Perspektif hak–hak individu adalah berusaha melindungi hak-hak dasar individu selama tindakan disiplin.
d.   Perspektif Utilitarian yaitu berfokus kepada penggunaan disiplin hanya pada saat berkonsekuasi tindakan disiplin melebihi dampak- dampak negatifnya.[14]

3.    Mengatur dan mengelola disiplin
Setiap manager harus dapat memastikan bahwa karyawan tertib dalam tugas. Dalam kontes disiplin, makna keadilan harus dirawat dengan konsistensi. Jika karyawan menghadapi tantangan tindakan disiplinner, pemberi kerja harus dapat membuktikan bahawa karyawan yang terlibat dalam kelakuan yang tidak patut dihukum. Untuk mengelola disiplin diperlukan adanya standar yang digunakan untuk menentukan bahwa karyawan telah dipelakukan secara wajar. 
a.    Standar Disiplin
Beberapa standar dasar disiplin berlaku bagi semua pelanggaran aturan apakah besar atau kecil. Semua disipliner perlu mengikuti prosedur minimum aturan komunikasi dan ukuran capaian. Tiap karyawan dan penyedia perlu memahami kebijakan perusahaan serta mengikuti prosedur secara penuh. Karyawan yang melanggar aturan diberi kesempatan untuk memperbaiki perilaku mereka. Para maneger perlu mengumpulkan sejumlah bukti untuk membenarkan disiplin.
b.    Penegakan Standar Disiplin
Jika pencataan tidak adil atau sah menurut undang-undang atau pengecualian ketatanegaraan sesuka hati. Untuk itu pengadilan memerlukan bukti dari pemberi kerja untuk membuktikan sebelum karyawan ditindak.[15]

4.    Hubungan Disiplin dengan Produktivitas Kerja
Disiplin kerja merupakan hal yang yang harus ditanamkan dalam diri tiap karyawan, karena hal ini menyangkut tanggung jawab moral karyawan itu pada tugas kewajibannya. Seperti juga suatu tingkah laku yang bisa dibentuk melalui kebiasaan. Selain itu disiplin kerja dapat ditingkatkan apabila terdapat kondisi kerja yang dapat merangsang karyawan untuk kedisiplinan. Disiplin adalah sikap kesediaan dan kerelaan seseorang untuk mematuhi segala norma peraturan yang berlaku di organisasi. Disiplin karyawan yang baik akan mempercepat tujuan organisasi, sedangkan disiplin yang merosot akan menjadi penghalang dan memperlambat tujuan.






BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Sifat Penelitian
1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research), yaitu suatu penelitian yang dilakukan secara intensif, terperinci dan mendalam terhadap objek tertentu yang membutuhkan suatu analisa yang komprehensif serta menyeluruh.[16]........................................
2. Sifat Penelitian
Penelitian ini bersifat deskriptif kualitatif. Deskriptif kualitatif yaitu penelitian yang dimaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian, misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan dan lain sebagainya.[17]
.....................................................

B. Sumber Data
Sumber data dalam penelitian adalah subjek dari mana data diperoleh.[18] Dalam penelitian ini peneliti menggunakan beberapa sumber data yaitu sumber data primer dan sekunder. Adapun sumber data yang dimaksud adalah:
1. Sumber Data Primer
Sumber data primer merupakan data yang didapat dari sumber pertama baik dari individu atau perseorangan seperti hasil dari wawancara atau hasil pengisian kuisioner yang biasa dilakukan oleh peneliti.[19]
2. Sumber Data Sekunder
Sumber data sekunder adalah sumber data penunjang yang berkaitan dapat berupa buku-buku, dokumen-dokumen yang berupa hasil penelitian dan hasil laporan.[20]

D.      Teknik Pengumpulan Data
1.             Wawancara
Wawancara adalah teknik pengumpulan data melalui proses tanya jawab lisan yang berlangsung satu arah, artinya pertanyaan datang dari pihak yang mewawancarai dan jawaban diberikan oleh yang diwawancara.[21] Menurut prosedurnya, wawancara terdiri dari 3 jenis: wawancara bebas (tak terpimpin), wawancara terpimpin dan wawancara bebas terpimpin.[22]
...............................................................................

2.             Dokumentasi
Dokumentasi merupakan metode pengumpulan data yang digunakan untuk penelitian sosial untuk menelusuri data historis.[23]
..............................................................................

D. Teknik Analisis Data
Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara.........................................................















DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahmat Fathoni. Metodologi Penelitian & Teknik Penyusunan Skripsi. Jakarta: PT Rineka Cipta, 2011.
Ahmad Musthafa Al-Maraghi. Terjemah tafsir Al-Maraghi. Semarang: PT.Toha Putra, 1996.
Baharudin.  Kepemimpinan Pendidikan Islam Antara Teori dan Praktik. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2012.
Beni Ahmad Saebani, Metodologi Penelitian. Bandung: Pustaka Setia, 2008.
Cholid Narbuko. Metodologi Penelitian. Jakarta: Bumi Aksara, 2016.
Departemen Agama Republik Indonesia.  Al-Qur’an dan Terjemahannya. Semarang: PT.Thoha Putra,1998.
Departemen Pendidikan Nasional. Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa Edisi Ke Empat. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2008.
F. Poerwopoespito. Mengatasi Krisis Manusia di Perusahaan. Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia, 2004.
Haris Herdiansyah. Metodologi Penelitian Kualitatif Untuk Ilmu-Ilmu Sosial. Jakarta: Salemba Humanika, 2010.
Hendi Suhendi dan Anggara. Prilaku Organisasi. Bandung: Pustaka Setia, 2010.
Husein Umar. Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis. Jakarta: Rajawali Pers, 2009.
Imam Gunawan. Metode Penelitian Kualitatif Teori dan Praktik. Jakarta: Bumi Aksara, 2014.
Malayu S.P. Hasibuan. Manajemen Sumber Daya Manusia Edisi Revisi. Jakarta: Bumi Aksara, 2011.
Marchelle Soegandhi Vanneca et.al. Pengaruh Kepuasan Kerja dan Loyalitas Kerja Terhadap Prganizational Citizenship Behavior Pada Karyawan PT Surya Timur Sakti jatim. Agora, NO. 1, 2013.
Panji Anoraga. Psikologi Kepemimpinan. Jakarta: PT.Rineka Cipta, 2003.
Poewardaarminta. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka, 2004.
Rizal Veithzal. Manajemen Sumbe Daya Manusia Untuk Perusahaan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2004.
Sugiono. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta, 2013.
Suharsimi Arikunto. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT Rineka Cipta, 2010.
Sutrisno Hadi. Metodologi Reseach. Jakarta: Andi Offset, 1986.
Suwatno dan Doni Juni Priansa. Manajemen SDM Dalam Organisasi Publik dan Bisnis. Bandung:Alfabeta 2014.
Gouzali Saydam. Manajemen Sumber Daya Manusia Humas Resources Management Jilid 2. Jakarta: PT Toko Gunung Agung, 2000.




[1] Panji Anoraga, Psikologi Kepemimpinan, (Jakarta: PT.Rineka Cipta,2003), h.2.
[2] Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Qur’an dan Terjemahannya, (Semarang: PT.Thoha Putra,1998), h.88.
[3] Ahmad Musthafa Al-Maraghi, Terjemah tafsir Al-Maraghi, (Semarang: PT.Toha Putra,1996), h.119.
[4] Suwatno, Manajemen SDM Dalam Organisasi Publik dan Bisnis, ( Bandung :Alfabeta , 2014), h. 140-141
[5] Baharudin, Kepemimpinan Pendidikan Islam Antara Teori dan Praktik, (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2012), h. 179-180
[6] Suwatno, Manajemen SDM Dalam Organisasi Publik dan Bisnis., h. 149-151
[7] Poewardaarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta : Balai Pustaka,2004), h. 609.
[8] Malayu S.P. Hasibuan,  Manajemen Sumber Daya Manusia Edisi Revisi ( Jakarta : Bumi Aksara, 2011),  h. 95.
[9] F. Poerwopoespito, Mengatasi Krisis Manusia di Perusahaan ( Jakarta : PT Gramedia Widiasarana Indonesia, 2004),  h. 214.
[10] Hendi Suhendi dan Anggara, Prilaku Organisasi ( Bandung : Pustaka Setia,2010), h. 260.
[11] Gouzali Saydam, Manajemen Sumber Daya Manusia Humas Resources Management Jilid 2 ( Jakarta : PT Toko Gunung Agung, 2000),  h.484.
[12] Marchelle Soegandhi Vanneca,dkk, ”Pengaruh Kepuasan Kerja dan Loyalitas Kerja Terhadap Prganizational Citizenship Behavior Pada Karyawan PT Surya Timur Sakti jatim”. Agora, NO. 1 (2013): h.3.
[13]Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa Edisi Ke Empat, (Jakarta :PT. Gramedia Pustaka Utama,2008) h. 333.
[14] Rizal Veithzal, Manajemen Sumber Daya Manusia Untuk Perusahaan dari Teori Ke Praktik, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2004),  h. 444.
[15] Rizal Veithzal, Manajemen Sumber., h. 451- 452.
[16] Suharsini Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, ( Jakarta: PT Rineka Cipta, 2010), h. 11.
[17] Haris Herdiansyah, Metodologi Penelitian Kualitatif Untuk Ilmu-Ilmu Sosial, (Jakarta: Salemba Humanika,2010), h.9. 
[18] Suharsimi Arikunto, Prosedur  Penelitian., h. 172.
[19]Husein Umar, Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis, (Jakarta: Rajawali Pers, 2009), h.42.
[20] Beni Ahmad Saebani, Metodologi Penelitian, (Bandung: Pustaka Setia, 2008), h. 93.
[21]Abdurrahmat Fathoni, Metodologi Penelitian & Teknik Penyusunan Skripsi, ( Jakarta: PT Rineka Cipta, 2011), h.105.
[22] Cholid Narbuko, Metodologi Penelitian, (Jakarta: Bumi Aksara, 2016), h.83.
[23] Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif Teori dan Praktik, (Jakarta: Bumi Aksara, 2014)., h.177.

Next
This is the most recent post.
Older Post

0 comments:

 
Toggle Footer