head

Breaking News
Loading...
Saturday, April 15, 2017

Merancang Produk, Merek, Kemasan Dan Pelabelan

9:13 AM
KATA PENGANTAR

Puji syukur alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan  hidayah serta inayah Nya sehingga kami dapat menyelesaikan  makalah MANAJEMEN PEMASARAN
yang berjudul “merancang produk, merek ,kemasan dan pelabelan”. Makalah ini dimaksudkan untuk memenuhi tugas mata kuliah manajemen pemasaran.
Dalam penyusunan makalah ini, kami menyampaikan terima kasih kepada ibu Fitri yang telah memberikan pengarahan, bimbingan dan motivasi dalam menyelesaikan makalah ini. Selain itu, kami juga mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah mendukung dan membantu terselesainya makalah ini.
Kami menyadari bahwa dalam makalah ini masih banyak kekurangan dan kelemahan. Oleh karena itu, kami mengharap kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan penulisan selanjutnya. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan pihak-pihak yang berkepentingan pada khususnya.


DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
KATA PENGHANTAR
DAFTAR ISI

PENDAHULUAN
A. Latar belakang
B. Rumusan Masalah
C. tujuan

PEMBAHASAN
A. Merancang Produk
B. Merek
C. Kemasan
D. Pelabelan

PENUTUP
Kesimpulan

DAFTAR PUSTAKA


BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
produk  adalah barang yang dihasilkan dan dijual oleh perusahaan kepada konsumennya. Perencanaan dan perancangan produk adalah satu set kegiatan yang dimulai dari timbulnya persepsi bahwa ada kesempatan (opportunity) di pasar, dan berakhir dengan produksi, penjualan, dan pengiriman produk.
Peranan design Produk di Indonesia masih belum dianggap penting, sehingga banyak produk indonesia kalah bersaing dari produk negara lain yang sudah memanfaatkan desain produk yang baik. Hal itu terlihat dari banyaknya produk yang merupakan hasil duplikat dari produk negara lain. Komunitas Industri di Indonesia belum menyadari akan pentingnya desain dan cenderung untuk mengadopsi desain yang sudah ada dikarenakan terbatasnya pemahaman dan pengetahuan tekhnis tentang desain. Produk dibuat berdasar pesanan, didesain dengan jalan mudah dengan meniru produk yang telah ada bahkan lebih memilih menggunakan desain dari luar negeri dengan membayar royalti dibandingkan mengembangkan sebuah produk dari desain sendiri. situasi ini menyebabkan produk Indonesia mengalami kelemahan dibandingkan dengan produk buatan negara lainnya. Kondisi seperti ini juga tidak membawa pencerahan dalam mempersiapkan pasar bebas pada masa yang akan datang. Oleh karena itu, inilah saatnya menumbuhkan kesadaran akan pentingnya desain kepada komunitas industri di Indonesia agar produk Indonesia mempunyai keunggulan dan kemampuan untuk bersaing dipasar dunia.

B.  Rumusan Masalah
Dari latar belakang tersebut dapat muncul permasalahan sebagai berikut:
1.    Apakah pengertian produk itu sendiri?
2.    Bagaimana merencang produk?
3.    Apakah pengertian merek, kemasan dan pelabelan?

C.  Tujuan Masalah
Dalam membentuk makalah ini bertujuan agar pembaca mengetahui tentang:
1.    Mengetahui bagaimana merancang strategi Pemasaran untuk Pemimpin, penantang, pengikut, dan perelung pasar
2.    Mengeahui bagaimana merancang produk
3.    Mengetahui bagaimana mengelola merk, pengemasan dan label

 
BAB II
PEMBAHASAN


A.    PERANCANGAN PRODUK (Design Product)
1.    Pengertian
Desain produk dapat didefinisikan sebagai generasi ide, pengembangan konsep, pengujian dan pelaksanaan manufaktur (objek fisik) atau jasa. Desainer produk konsep dan mengevaluasi ide-ide, membuat mereka nyata melalui produk. Peran seorang desainer produk meliputi berbagai karakteristik manajer pemasaran, manajer produk, industri dan desain insinyur perancang.

Istilah ini kadang-kadang membingungkan dengan desain industri, yang mendefinisikan bidang spektrum yang lebih luas kegiatan desain, layanan seperti desain, desain sistem, desain interaksi serta peran design. Produk perancang menggabungkan seni, ilmu pengetahuan dan teknologi untuk menciptakan barang-barang tiga dimensi. Peran yang berubah ini telah difasilitasi oleh perangkat digital yang memungkinkan para desainer untuk berkomunikasi, memvisualisasikan dan menganalisa ide-ide dalam suatu cara yang akan diambil tenaga kerja lebih besar di masa lalu.

Desainer produk dilengkapi dengan keterampilan yang dibutuhkan untuk membawa produk dari konsepsi ke pasar. Mereka harus memiliki kemampuan untuk mengelola proyek desain, dan subkontrak daerah untuk sektor lain dalam industri desain. Estetika dianggap penting dalam Desain Produk tapi desainer juga menangani aspek-aspek penting termasuk teknologi, ergonomi, kegunaan, stres bahan analisis dan rekayasa.
Seperti sebagian besar bidang desain ide untuk desain produk muncul dari suatu kebutuhan dan memiliki fungsi. Ini mengikuti metode tertentu dan terkadang dapat disebabkan oleh faktor-faktor yang lebih kompleks seperti asosiasi dan Telesis. Juga digunakan untuk menggambarkan produk yang kompeten secara teknis perancang atau desainer industri adalah istilah Industrial Design Engineer. The Cyclone vacuum cleaner penemu James Dyson misalnya dapat dianggap dalam kategori ini.

Beberapa perusahaan atau individu yang memiliki perasaan yang kuat terutama untuk mengembangkan produk-produk baru daripada yang lain. Dalam dunia modern ini termasuk teknologi terutama perusahaan-perusahaan seperti iRobot, Google atau Nokia. Banyak desainer produk aset strategis kepada perusahaan-perusahaan yang perlu untuk mempertahankan keunggulan kompetitif dalam inovasi.

Proses pengembangan produk dalam suatu perusahaan umumnya melalui 6 tahapan proses, antara lain adalah :
  1. Fase 0 : Perencanaan Produk, Kegiatan perencanaan sering dirujuk sebagai “zero fase” karena kegiatan ini mendahului persetujuan proyek dan proses peluncuran pengembangan produk aktual.
  2. Fase 1 : Pengembangan Konsep, Pada fase pengembangan konsep, kebutuhan pasar target diidentifikasi, alternatif konsep-konsep produk dibangkitkan dan dievaluasi, dan satu atau lebih konsep dipilih untuk pengembangan dan percobaan lebih jauh.
  3. Fase 2 : Perancangan Tingkat Sistem, Fase perancangan tingkat sistem mencakup definisi arsitektur produk dan uraian produk menjadi subsistem-subsistem serta komponen-komponen
  4. Fase 3 : Perancangan Detail, Fase perancangan detail mencakup spesifikasi lengkap dari bentuk, material, dan toleransitoleransi dari seluruh komponen unik pada produk dan identifikasi seluruh komponen standar yang dibeli dari pemasok.
  5. Fase 4 : Pengujian dan Perbaikan, Fase pengujian dan perbaikan melibatkan konstruksi dan evaluasi dari bermacam macam versi produksi awal produk.
  6. Fase 5 : Produksi Awal, Pada fase produksi awal, produk dibuat dengan menggunakan sistem produksi yang sesungguhnya. Tujuan dari produksi awal ini adalah untuk melatih tenaga kerja dalam memecahkan permasalahan yang timbul pada proses produksi sesungguhnya. Peralihan dari produksi awal menjadi produksi sesungguhnya biasanya tahap demi tahap. Pada beberapa titik pada masa peralihan ini, produk diluncurkan dan mulai disediakan untuk didistribusikan.

2.    Pengembangan Produk
Pengembangan produk merupakan serangkaian aktivitas yang dimulai dengan analisa persepsi dan peluang. Pengembangan produk merupakan aktivitas lintas disiplin yang membutuhkan kontribusi dari hampir semua fungsi yang ada di perusahaan.

namun tiga fungsi yang selalu paling penting bagi proyek pengembangan produk adalah:
a)    Pemasaran
Fungsi pemasaran adalah menjembatani interaksi antara perusahaan dengan pelanggan. Peranan lainnya adalah memfasilitasi proses identifikasi peluang produk, pendefinisian segmen pasar, dan identifikasi kebutuhan pelanggan. Bagian pemasaran juga secara khusus merancang komunikasi antara perusahaan dengan pelanggan, menetapkan target harga dan merancang peluncuran serta promosi produk.
b)    Perancangan (desain)
Fungsi perancangan memegang peranan penting dalam mendefinisikan bentuk fisik produk agar dapat memenuhi kebutuhan pelanggan. Dalam konteks tersebut tugas bagian perancangan mencakup desain engineering (mekanik, elektrik, software, dan lain-lain) dan desain industri (estetika, ergonomics, user interface).
c)    Manufaktur
Fungsi manufaktur terutama bertanggung jawab untuk merancang dan mengoperasikan system produksi pada proses produksi produk. Fungsi ini melingkupi pembelian, instalasi, dan distribusi.

3.    Pengembangan Konsep
Inti dari perencanaan desain adalah terletak pada pengembangan konsep. Crawford mengemukakan bahwa konsep desain adalah kombinasi antara lisan, tulisan, dan atau bentuk prototipe yang akan dilakukan perbaikan dan bagaimana pelanggan menunjukkan keuntungan/kerugiannya.
 
Tiga bagian penting yang ada untuk ide/perencanaan yang akan ditingkatkan dengan kondisi konsep adalah :
a). Bentuk
Hal ini merupakan bentuk fisik suatu produk itu sendiri, material penyusunnya, dan sebagainya.
b). Teknologi
Termasuk di dalamnya antara lain : prinsip, teknik, perlengkapan, mekanika, kebijakan, dan seterusnya yang dapat digunakan untuk menciptakan/mencapai produk yang dimaksud.
c). Keuntungan
Nilai keuntungan yang diharapkan pelanggan dari produk tersebut.

Proses pengembangan konsep mencakup kegiatan-kegiatan sebagai berikut :
1) Identifikasi kebutuhan pelanggan
Sasaran kegiatan ini adalah untuk memahami kebutuhan konsumen dan mengkomunikasikannya secara efektif kepada tim pengembangan. Output dari langkah ini adalah sekumpulan pernyataan kebutuhan pelanggan yang tersusun rapi, diatur dalam daftar secara hierarki, dengan bobot-bobot kepentingan untuk tiap kebutuhan.
 
Tujuan metode identifikasi kebutuhan pelanggan adalah :
 Meyakinkan bahwa produk telah difokuskan terhadap kebutuhan konsumen.
 Mengidentifikasikan kebutuhan konsumen yang tersembunyi dan tidak terucapkan  (latent needs) seperti halnya kebutuhan yang eksplisit.
 Menjadi basis untuk menyusun spesifikasi produk.
 Menjamin tidak adanya kebutuhan konsumen penting yang terlupakan.
 Menanamkan pemahaman bersama mengenai kebutuhan konsumen diantara anggota tim pengembang.

2) Mengembangkan Produk Yang Sukses
Produk dikatakan sukses jika disukai pasar. Pasar menyukai suatu produk berdasarkan kualitas dan harga. Menciptakan produk yang disukai tidak dapat dilakukan begitu saja, diperlukan konsep pengembangan yang baik.  Langkah-langkah yang perlu dilakukan suatu perusahaan yang akan melakukan aktivitas produksi, antara lain:
 Menentukan yang dibutuhkan pasar
 Kebijakan Perusahaan
 Strategi Bisnis
 Pencarian Ide
 Mensintesis Ide – Ide
 Membuat perencanaan yang detil
 Memproduksi
 Memasarkan.

Atribut – atribut dari suatu produk yang sukses dikembangkan:
 Biaya, baik biaya memproduksi maupun biaya total
 Kualitas
 Waktu yang diperlukan untuk memproduksi
 Mengembangkan teknik produksi masal (repeat production)

Faktor-faktor kunci mengembangkan produk baru:
 Unik
 Fokus ke pelanggan dan berorientasi pasar

Strategi untuk Mengembangkan produk baru:
 Menentukan berapa pertumbuhan yang diharapkan dari produk baru tersebut
 Menggali informasi perihal kapabilitas, pasar dan pelanggan
 Mencari peluang-peluang yang ada
 Mengembangkan daftar pilihan produk-produk yang saat ini ada
 Mengeset kriteria-kriteria apa saja yang diperlukan oleh produk yang akan  dibuat
 Menentukan portfolio produk, apakah baru, modifikasi atau tidak
 Me-manage portfolio untuk meningkatkan keuntungan

 
B.    Merek Dagang (Brand)
Merek adalah nama, istilah, tanda atau lambang dan kombinasi dari dua atau lebih unsur tersebut, yang dimaksudkan untuk mengidentifikasi ( barang atau jasa) dari seorang penjual atau kelompok penjual dan yang membedakannya dari produk saingan. Penetuan merek dagang dari produk yang dipasarkan merupakan salah satu teknik dari kebijakan produk yang mendasari startegi pemasaran. Hal ini karena merek dagang itu hendaklah mudah diingat,mudah dibaca dan mudah dibedakan. Kegiatan memperkenalkan dan mempopulerkan merek dagang suatu produk merupakan syarat untuk berhasilnya perusahan memasarkan produk tersebut. Usaha untuk memilih merek dagang yang tepat,sangat erat hubungannya dengan startegi promosi penjualan dan pengemasan ( packaging)
 
Pemberian merek pada suatu produk bertujuan untuk beberapa alasan, yaitu
1.    Untuk identifikasi, guna mempermudah penanganan (handling) atau mencari jejak (tracing) produk dipasarkan.
2.    Melindungi produk yang unik dari kemungkinan ditiru pesaing.
3.    Produsen ingin menekankan mutu tertentu yang ditawaran dan untuk mempermudah konsumen menemukan produk tersebut kembali.

Meskipun merek adalah nama atau tanda, akan tetapi merek mempunyai arti yang penting  dalam pemasaran, karena merek amatefektif sebagai alat untuk meningkatkan atau mempertahankan jumlah penjualan. Hal ini dapat diharapkan apabila konsumen memperoleh kepuasan dari suatu produk tertentu, sehingga dengan pemberian merek,konsumen dapat mencari dan membeli produk yang diinginkannya tersebut, karena selalu diingat oleh konsumen ( brand loyalty). Apabila merek telah dikenal oleh konsumen, maka dapat diharapkan konsumen mempunyai preferensi atas merek (brand preference)produk tersebut. Sedangkan para produsen menggunakan merek untuk meyakinkan para konsumen bahwa suatu merek tertentu menujukkan suatu standar kualitas/mutu tertentu, sehingga dengan demikin diharapkan dapa diperoleh jmlah penjualan dan pengusaan (share)pasar yang stabil dan jika mungkin dapat lebih besar.

Selain itu, merek yang digunakan untuk membedakan produk tersebut dengan produk lsaingan yang ada, karena seorang konsumen yang ingin membeli suatu produk akan selalu mencoba mengenali ciri-ciri dari produk tersebut. Sehingga hal ini menujukkan bahwa merek itu pada dasarnya mempunyai dua fungsi yaitu :
1.    Memberikan identifikasi terhadap suatu produk, sehingga para kosumen mengenal merek dagang yang berbeda dengan produk lain.
2.    Untuk menarik calon pembeli.

Penggunaan merek dagang untuk produk yang dipasarkan pada akhir-akhir ini sangat penting, terutama dikarena terdapatnya manfaat atau kegunaan dari penggunaan merek tersebut, baik bagi produsen dan penyaluran maupun bagi konsumen.

Manfaat penggunaan merek bagi produsen adalah:
a.    Untuk dasar melakukan identifikasi, sehingga mudah dalam penanganannya dan pencariannya.
b.    Untuk mencegah peniruan ciri khas dari produk.
c.    Untuk menunjukan taraf mutu tertentu atas produk yang ditawarkan.
d.    Untuk membantu dan mempermudah konsumen dalam pencarian produk yang terbukti memuaskan kebutuhan dan keinginanya
e.    Digunakan sebagai dasar untuk membedakan harga dari produk-produknya.

Manfaat penggunaan merek bagi penyalur adalah :
a.    Untuk mempermudah penanganan produknya
b.    Untuk mempermudah mengetahui penawaran ( pensuplaian) nya
c.    Untuk dapat mempertahankan mutu produknya
d.    Untuk membina preferensi pembeli

Manfaat penggunaan merek bagi konsumen adalah mempermudah mengidentifikasi produk yang diinginkannya.
Merek dagang yang digunakan oleh suatu perusahan dapat dibedakan atas merek dagang perusahaan (manufacturers brands) dan merek dagang penyaluran  (middleman brands) . pada dasarnya merek dagang perusahan dapat pula dibedakan atas 4 macam, yang masing-masing akan diuraikan sebagai berikut :
1.    Nama merek untuk produk tertentu ( individual brand names). Dalam hal ini nama merek yang digunakan khusus untuk masing-masing jenis produk, yang berbeda dengan jenis produk lainnya. Sebagai contoh, Unilever memproduksi dan memasarkan sabun mandi dengan merek lux, colibrita, lifebuoy.
2.    Nama merek keluarga perusahaan yang digunakan untuk seluruh produk secara kolektif (a blanket family names for all products). Dalam hal ini merek dagang perusahaan yang diberikan adalah sama untuk seluruh produk yang dihasilkan perusahaan tersebut. Sebagai contoh perusahaan toshiba memberikan merek toshiba untuk seluruh hasil produksinya
3.    Nama merek keluarga yang terpisah untuk seluruh produk ( separate family names for all products). Dalam hal ini merek yang berbeda untuk tiap-tiap kelompok produk yang dihasilakan perusahaan , misalnyab merek  A untuk sepatu wanita, dan merek B untuk sepatu pria.
4.    Nama merek dagang perusahaan yang dikombinasikan dengan nama merek produk masing-masing ( company trade name combined with individual product names). Dalam hal ini terdapat kombinasi antara merek dagang perusahaan dan nama merek masing-masing produk yang dihasilkan produk yang dihasilkan, sebagai contoh misalnya johnson dan johnson bedak biang keringat dan lainnya. Contoh lain adalah mobil dari toyota dengan merek toyota crown, toyota corona, toyota corolla, dan toyota kijang.
Dalam pelaksanaannya daalam prakteknya dunia nyata ditemukan keadaan yang tidak murni, tetapi kombinasi diantara masing-masing. Sebagai contoh nama merek dagang dari produk-produk yang dihasilkan PT. Indria menggunakan kombinasi dari jenis ataumacam yang ketiga kombinasi dengan yang keempat. Nama merek dagang yang dinerikan perusahaan kepada beberapa produk yang dihasilkan, dibedakan menurut kelompok kualitas dengan harga yang berbeda. Nama-nama merek yang digunakan adalah rakoll untuk lem yang berkualitas tinggi, banteng untuk lem yang berkualitas menengah dan fox untuk kualitas lem rendah. Kemudian tiap-tiap nama merek dagang digunakan dikombinasikan dengan nama-nama produk masing-masing, seperti rakoll-prima D, rakoll-prima DX, rakoll – busafix, rakoll cetila dan rakoll-ibola, disamping itu terdapat nama merek banteng HV dan banteng PVAC, serta Fox kuning, pada setiap produksinya, nama perusahaan PT. Indra selalu dicantumkan, dengan maksud agar konsumen dapat mengetahui perusahaan mana yang memproduksi produk tersebut.

C.    Kemasan (packaging) 
Pada dewasa ini kemasan atau pembungkus mempunyai arti yang penting, karena kemasan tidak hanya digunakan sebagai pelindung terhadap produk, tetapi juga digunakan untuk dapat menyenangkan dan menarik langganan. Oleh karenanya, kemasan ini termasuk dalam startegi produk, dengan cara memperbaiki bentuk luar dari produk, seperti pembungkus, etiket, warna dan lain-lain agar dapat menarik perhatian para konsumen, dan dapat memberi kesan bahwa produk mutu atau kualitasnya baik.
 
Kemasan mempunyai arti yang penting didalam mempengaruhi para konsumen langsung maupun tidak langsung, di dalam menentukan pilihan terhadap produk yang akan dibelinya. Untuk itu maka bentuk luar suatu produk harus dapat dibuat semenarik mungkin bagi konsumen. Dengan demikian, kemasaan seperti telah diutarakan tidak dapat diabaikan, karena fungsinya bukan hanya sekedar sebagai pembungkus saja. Pada umumnya kemasan berfungsi untuk mencegah kerusakan secara fisik,untuk mencegah atau mempersukar pemalsuan atau peniruan. Untuk menjamin kebersihan dan sebagai wadah “container” untuk produk yang beberapa barang cair. Disamping itu kemasan dapat berfungsi sebagai alat komunikasi dengan memberikan keterangan pada kemasan itu tentang cara pengunaan, cara penyimpanan, komposisi isi produk, dan lain sebagainya. Kemasaan dapat pula mempermudah dan memperhemat waktu dalam mengakut produk tersebut, sehingga memudahkan penyaluran dalam proses penjualan, baik bagi produsen dan penyalur maupun mudah dibuka dan ditutup, mudah disimpan (terkait dengan bentuk), serta ukuran harus sesuai dengan penggunaan dan preferensi konsumen.
 
kemasaan yang dipergunakan seharusnya memenuhi syarat berikut :
1.    Harus dapat melindungi produk terhadap kerusakan kehilangan dan kekotoran.
2.    Haruslah ekonomis dan praktis bagi kegiatan pendistribusian produk tersebut, dalam hal ini dimaksudkan bahwa perusahaan harus dapat memilih jenis atau cara pembungkusan dengan biaya yang relatif murah, akan tetapi dapat memberi kemudahan bagi konsumen untuk membawa dan menyimpannya.
3.    Ukuran kemasan hendaklah sesuai dengan kehendak pembeli misalnya besar kecilnya, dan bentuknya sesuai dengan unit kesatuan produk.
4.    Kemasan harus lah memberi aspek deskriptif yaitu menunjukan merek, kualitas,rasa dan campuran atau komposisi yang terdapat dalam produk tersebut.
5.    Kemasan hendaklah mempunyai citra dan aspek seni.
Tentunya agar dapat menarik calon pembeli, setiap kemasan atau pembungkus hendaklah harus dapat menimbulkan rangsangan pembeli yang mengarah kebeberapa aspek tersebut diatas.sebagai contoh PT. Mulia Knitting Factory menggunakan  kemasaan atau pembungkus plastik transparan. Untuk setiap potong jenis produk baik kaos singlet dan celana dalam, maupun T-shirt digunakan wadah plastik sebagai kemasan atau pembungkus, dan untuk setiap lusin dari masing-masig produk dikemas dengan menggunakan karton untuk memudahkan membawa atau mengangkutnya. Pada setiap kemasan dibubuhi nama produk dengan merek , gambar, nomor patent, bahan baku yang digunakan , ukuran dan sebagainya, demikian pula kemasan karton setiap lusinya, mencantumkan hal-hal yang sama, disamping menggunakan warna kemasaan yang menarik.
 
Sebagai contoh lain adalah kemasan produk lem PT. Indria, yang diuraikan sebagai berikut: lem kuning dikemas dengan kaleng, karena lem ini terdiri dari bahan kimia yang tahan disimpan dalam kaleng, sedangkan bila dimasukan dalam kemasan yang terbuat dari plastik akan rusak, akibat campuran bahan kimia dan lem tersebut.kemasan ini dibuat dengan ukuran yang bermacam-macam mulai dari 1/8 galon,1/4 galon,5 kg, 15 kg, sampai dengan 17 kg. Lem putih dikemas dengan plastik, karena lem ini menggunakan campuran air sehingga tidak cepat kering, dan bila disimpan dalam kemasan kaleng, maka kalengnya akan karatan. Kemasan lem putih ini berupa jerigen plastik didalamnya . lem yang dipasarkan sebagai barang-barang konsumsi, yaitu Isrplas, Retal, Super dan STIK, menggunakan kemasaan berupa tube, sehingga dapat mudah disesuaikan dengan cara pemakain yang praktis dengan ukuran yang kecil dan memudahkan cara penyimpanannya.

D.    Pelabelan
1.    Pengertian
Pelabelan adalah subset dari pengemasan. Penjual harus memberi label pada produknya. Label bisa hanya berupa tempelan sederhana pada produk atau gambar yang dirancang dengan rumit yang merupaka kesatuan dengan kemasan. Label bisa hanya mencantumkan merek atau banyak informasi. Bahkan jika penjual memilih label yang sederhana saja, hukum mungkin mengharuskan adanya informasi tambahan.
Terdapat sejarah panjang mengenai masalah hukum sekitar label, pengemasan dan produk pada umumnya. Tahun 1914, UU Komisi Perdagangan Federal menyatakan bahwa label atau kemasan yang salah satu menyesatkan merupakan tindakan pesaingan yang tidak jujur. UU pengemasan atas pelebelan yang layak disahkan konres pada tahun 1967, menetapkan persyaratan wajib pelabelan, mendukung adanya standar pengemasan industri dan memungkinkan badan federal untuk menetapkan peraturan pengemasan untuk industri tertentu.

2.    Bentuk Label
a.    Tanda dengan tulisan.
b.    Gambar pada kemasan makanan minuman dan barang yang lain.
c.    Brosur atau selembaran yang dimasukkan kedalam wadah atau pembungkus.

3.    Fungsi label
a.    Merupakan salah satu bentuk perlindungan pemerintah kepada para konsumen yang baru. Yang berupa suatu pelaksanaan tertib suatu undang-undang bahan makanan atau minuman atau obat. Dalam hal ini pemerintah mewajibkan produsen untuk melekatkan label pada hasil produksi sesuai peraturan yang tercantum dalam undang-undang bahan makanan.
b.    Dengan melekatkan label pada produk sesuai peraturan, berarti produsen telah memberikan keterangan kepada para konsumen agar dapat memilih dan meneliti produk secara bijaksana,
c.    Merupakan jaminan bahwa barang yang telah dipilih tidak berbahaya bila digunakan. Untuk hal ini konsumen harus dibiasakan terlebih dahulu membaca label sebelum membeli.
d.    Bagi para produsen, label digunakan sebagai alat pengenalan terhadap produknya.

4.    Hal hal yang dicantumkan pada label
a. Nama barang
b. Merek barang
c. Nomor kode pendaftaran & produksi
d. Berat bersih isi wadah
e. Komposisi atau bahan bahan yang digunakan
f. Kepekaan dan sifat makanan
g. Alamat lengkap produsen dan penyalur
h. Cara pemakaiannya (dalam produk tertentu)
i. Tanggal kadaluarsa
j. Netto
k. Peringatan efek samping
l. Cara menyimpan dan pemeliharaanya
m. Peringatan (awas bahaya obat keras misalnya)
n. Layanan konsumen
o. Label SNI


BAB III
KESIMPULAN
    Desain produk dapat didefinisikan sebagai generasi ide, pengembangan konsep, pengujian dan pelaksanaan manufaktur (objek fisik) atau jasa. Desainer produk konsep dan mengevaluasi ide-ide, membuat mereka nyata melalui produk. Peran seorang desainer produk meliputi berbagai karakteristik manajer pemasaran, manajer produk, industri dan desain insinyur perancang.
    Merek adalah nama, istilah, tanda atau lambang dan kombinasi dari dua atau lebih unsur tersebut, yang dimaksudkan untuk mengidentifikasi ( barang atau jasa) dari seorang penjual atau kelompok penjual dan yang membedakannya dari produk saingan. Penetuan merek dagang dari produk yang dipasarkan merupakan salah satu teknik dari kebijakan produk yang mendasari startegi pemasaran.
    Kemasan mempunyai arti yang penting didalam mempengaruhi para konsumen langsung maupun tidak langsung, di dalam menentukan pilihan terhadap produk yang akan dibelinya. Untuk itu maka bentuk luar suatu produk harus dapat dibuat semenarik mungkin bagi konsumen.
    Pelabelan adalah subset dari pengemasan. Penjual harus memberi label pada produknya. Label bisa hanya berupa tempelan sederhana pada produk atau gambar yang dirancang dengan rumit yang merupaka kesatuan dengan kemasan. Label bisa hanya mencantumkan merek atau banyak informasi. Bahkan jika penjual memilih label yang sederhana saja, hukum mungkin mengharuskan adanya informasi tambahan.


DAFTAR PUSTAKA
   Kotler Philip & Lane Keller Kevin, manajemen pemasaran edisi 12, PT macanan jaya cemerlang
   Kotler Philip, manajemen pemasaran (analisis, perencanaan, implementasi dan kontrol), PT Prenhallindo, Jakarta
   Assuauri Sofjan, manajemen pemasaran (dasar, konsep dan strategi), PT Raja Grafindo Persada, Jakarta
   Hermawan Kartajaya dan Philip Kotler, 2002, Rethinking Marketing; Sustainable Marketing Enterprise in Asia. Jakarta: Prenhallindo.
   Keegan, Warren J. 1996, Manajemen Pemasaran Global: Alih Bahasa, Alexander Sindoro Jilid 1, Jakarta: Prenhallindo.
    Widyatmini,1995, Pengantar Bisnis,Cetakan ke IV edisi 1,seri,Depok,Seri Diktat Kuliah: Gunadarma
   Gruenwald, G. 1985. Seri Pemasaran dan Promosi, Pengembangan Produk Baru, PT Alex Media Komputindo, Jakarta
    Kotler, P. 1995. Manajemen Pemasaran; Analisa, Perencanaan, Implementasi dan Pengendalian. Jilid I, edisi kedelapan, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.
    Dan Berbagai sumber lainnya.
 
Toggle Footer