head

Breaking News
Loading...
Monday, April 17, 2017

Hawalah | Jasa-Jasa Pelengkap Pada Bank Syariah

9:09 AM
BAB II
PEMBAHASAN

Al-Hawalah (Transfer Service)

1.    Pengertian Al-Hawalah
Al-Hawalah adalah pengalihan utang dari orang yang berhutang
kepada orang lain yang wajib menanggungnya. Dalam istilah para ulama, hal ini merupakan pemindahan beban utang dari muhil (orang yang berhutang) menjadi tanggungan muhal’alaih (orang yang berkewajiban membayar utang).

Secara etimologis hawalah atau hiwalah berasal dari kata hala asy-syai’ haulan berarti berpindah. Tahawwala min maqanihi artinya berpindah dari tempatnya. Adapun hawalah secara terminologis, adalah memindahkan utang dari tanggungan muhil (orang yang memindahkan) kepada tanggungan muhal ‘alaih (orang yang berhutang kepada muhil). Hawalah menurut pasal 20 ayat (13) kompilasi hukum ekonomi syariah adalah pengalihan hutang dari muhil al-ashil kepada muha’alaih.
Secara sederhana, hal itu dapat dijelaskan bahwa A (muhal) memberi pinjaman kepada B (muhil), sedangkan B masih mempunyai piutang pada C (muhal’alaih). Begitu B tidak mampu membayar utangnya pada A, ia lalu mengalihkan beban tersebut pada C. Dengan demikian, C yang harus membayar utang B kepada A sedangkan utang C sebelumnya pada B dianggap selesai.

2.    Landasan Syariah
Hawalah dibolehkan berdasarkan sunah dan ijma’. 
a.    Sunnah
Imam Bukhari Dan Muslim meriwayatkan dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah saw. Bersabda,

Menunda pembayaran bagi orang yang mampu adalah suatu kezaliman dan jika salah seorang dari kamu diikutkan (di-hawalah-kan) kepada orang yang mampu/kaya, terimalah hawalah itu”.

Pada hadis tersebut, Rasulullah memberitahukan kepada orang yang mengutangkan, jika orang yang berhutang meng-hawalah-kan kepada orang yang kaya/mampu, hendaklah ia menerima hawalah tersebut dan hendaklah ia menagih kepada orang yang di-hawalah-kan (muhal’alaih). Dengan demikian haknya dapat terpenuhi.

Sebagian ulama berpendapat bahwa perintah untuk menerima hawalah dalam hadist tersebut menunjukan wajib. Oleh sebab itu, wajib bagi yang mengutangkan (muhal) menerima hawalah. Adapun mayoritas ulama berpendapat bahwa perintah itu menunjukan sunnah. Jadi, hukumnya menerima hawalah bagi muhal.

b.    Ijma’
Ulama sepakat membolehkan hawalah. Hawalah dibolehkan pada utang yang tidak berbentuk barang/benda karena hawalah adalah perpindahan utang. Oleh sebab itu, harus pada uang atau kewajiban finansial.

3.    Rukun dan Syarat Hawalah
Rukun hawalah/pemindahan hutang terdiri atas:
a.    Muhil/peminjaman ;orang yang berhutang dan yang memberi piutang
b.    Muhal/pemberi pinjaman ;orang yang berpiutang kepada muhil
c.    Muhal ‘alaih/penerima hawalah ;orang yang berhutang kepada muhil
d.    Muhal bihi/utangnya ;
e.    Akad.

Syarat hawalah menurut kompilasi Hukum Ekonomi Syariah adalah sebagai berikut:
a.    Para pihak yang melakukan akad hawalah/pemindahan utang harus memiliki kecakapan hukum (pasal 362)
b.    Peminjaman harus memberitahu kepada pemberi pinjaman bahwa ia akan memindahkan utangnya kepada pihak lain.
c.    Persetujuan pemberi pinjaman mengenai rencana peminjam untuk memindahkan hutang adalah syarat diperbolehkanya akad hawalah/pemindahan hutang.
d.    Akad hawalah/pemindahan utang dapat dilakukan jika pihak penerima hawalah/pemindahan hutang menyetujui keinginan peminjam (pasal 363 ayat 1 s/d ayat 3).

4.    Pembagian Hawalah
Ditinjau dari segi objek akad, mazhab Hanafi membagi dua bentuk hawalah, yaitu:
a.    Hawalah Haq (pemindahan hak): apabila yang dipindahkan merupakan hak menurut hutang.
b.    Hawalah dain (pemindahan hutang): jika yang dipindahkan itu kewajiban untuk membayar hutang.
Ditinjau dari sisi lain hawalah terbagi dua pula yaitu:
a.    Pemindahan sebagai ganti dari pembayaran hutang pihak pertama kepada pihak kedua, yang disebut hawalah muqayyadah (pemindahan bersyarat).
b.    Pemindahan hutang yang tidak ditegaskan sebagai  ganti dari pembayaran hutang pihak pertama kepada pihak kedua yang disebut hiwalah mutlaqah (perpindahan mutlak’)

5.    Aplikasi Dalam Perbankan
Kontrak Hawalah dalam perbankan biasanya diterapkan pada hal-hal berikut:
a.    Factoring, dimana para nasabah yang memiliki piutang kepada pihak ketiga memindahkan piutang itu kepada bank, bank lalu membayar piutang tersebut dan bank menagihnya dari pihak ketiga itu.
b.    Post-dated check, dimana bank bertindak sebagai juru tagih, tanpa membayar dulu piutang tersebut.
c.    Bill discounting, secara prinsip ini serupa dengan hawalah. Hanya saja dalam bill discounting, nasabah membayar fee, sedangkan pembahasan fee tidak didapati dalam kontrak hawalah.

6.    Manfaat al-Hawalah
Seperti diuraikan diatas, akad hawalah dapat memberikan banyak sekali manfaat dan keuntungan, diantaranya:
a.    Memungkinkan penyelesaian utang dan piutang dengan cepat.
b.    Tersedianya talangan dana untuk hibah bagi yang membutuhkan.
c.    Dapat menjadi salah satu fee-based income/sumber pendapatan nonpembiayaan bagi bank syariah.
Adapun risiko yang harus diwaspadai dari kontrak hawalah adalah adanya kecurangan nasabah dengan memberi invoice palsu atau ingkar janji untuk memenuhi kewajiban hawalah bank.

7.    Akibat/risiko hawalah
Akibat dari akad hawalah menurut Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah sebagai berikut:
a.    Pihak yang utangnya dipindahkan, wajib membayar utangnya kepada penerima hawalah.
b.    Penjamin utangnya yang dipindahkan, kehilangan haknya untuk menahan barang jaminan (pasal 365 ayat 1 dan 2)
c.    Utang pihak peminjam yang meninggal sebelum melunasi utangnya, dibayar dengan harta yang ditinggalkanya.
d.    Pembayar utang kepada penerima hawalah/pemindahan utang harus didahulukan atas pihak-pihak pemberi pinjaman lainnya jika harta yang ditinggalkan oleh peminjam tidak mencukupi (pasal 366 ayat 1 dan 2).
e.    Akad hawalah/pemindahan utang yang bersyarat menjadi batal dan utang kembali kepada peminjaman jika syarat-syaratnya tidak terpenuhi (pasal 367)
f.    Peminjaman wajib menjual kekayaannya jika pembayaran utang yang dipindahkan ditetapkan dalam akad bahwa utang yang dipindahkan ditetapkan dalam akad bahwa utang akan dibayar dengan dana hasil penjualan (pasal 368)
g.    Pembayaran utang yang dipindahkan dapat dinyatakan dan dilakukan Dengan waktu yang pasti, dan dapat  pula dilakukan tanpa waktu pembayaran yang pasti (pasal 369)
h.    Pihak peminjam terbebas dari kewajiban membayar utang jika penerima hawalah/pemindahan utang dibebaskan (pasal 370)
i.    Apabila terjadi hawalah pada seseorang, kemudian orang yang menerima pemindahan utang yang telah terjadi tidak dapat diwariskan (pasal 371)

8.    Berakhirnya akad hawalah
Para ulama fiqh mengemukakan bahwa akad hawalah akan berakhir apabila:
a.    Salah satu pihak yang sedang melakukan akad hawalah memfasakh (membatalkan) akad hawalah sebelum akad itu berlaku secara tetap, dengan adanya pembatalan akad itu, pihak kedua akan kembali berhak menuntut pembayaran utang kepada pihak pertama. Demikian pula pihak pertama kepada pihak ketiga.
b.    Pihak ketiga melunasi utang yang dialihkan itu kepada pihak kedua.
c.    Pihak kedua wafat, sedangkan pihak ketiga merupakan ahli waris yang mewarisi harta pihak kedua.
d.    Pihak kedua menghibahkan, atau menyedekahkan harta yang merupakan utang dalam akad hawalah itu pada pihak ketiga.
e.    Pihak kedua membebaskan pihak ketiga dari kewajibanya untuk membayar utang yang dialihkan itu.
f.    Hak pihak kedua menurut hanafi, tidak dapat diketahui karena at-tawa, yaitu pihak ketiga mengalami muflis (bangkrut), atau wafat dalam keadaan muflis atau dalam keadaan tidak ada bukti autentik tentang akad hawalah, pihak ketiga mengingkari akad itu/menurut ulama maliki, syafi’i dan hanbali, selama akad hawalah sudah berlaku tetap, karena persyaratan yang ditetapkan sudah terpenuhi, maka akad hawalah tidak dapat berakhir karena at-tawa.
Dalam praktek perbankan syariah fasilitas hiwalah lazimnya untuk membantu supplier mendapatkan modal tunai agar dapat melanjutkan produksinya. Katakanlah seorang supplier bahan bangunan menjual barangnya kepada pemilik proyek yang akan dibayar dua bulan kemudian. Karena kebutuhan supplier akan likuiditas, maka ia meminta bank untuk mengambil alih piutangnya. Bank akan menerima pembayaran dari pemilik proyek (pembeli).

baca selanjutnya: Wakalah, Rahn, Kafalah dan Sharf atau download versi doc. Jasa - Jasa Pelengkap Pada Bank Syariah (Wakalah, Kafalah, Hawalah, Rahn dan Sharf)

0 comments:

 
Toggle Footer