BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam sebuah negara, kita mengenal beragam masyarakat. Hal itu juga disertai dengan bermacam-macam suku bangsa yang memiliki banyak bahasa yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Bahasa yang digunakan juga memiliki karakter berbeda-beda sehingga
penggunaan bahasa tersebut berfungsi sebagai sarana komunikasi dan identitas suatu masyarakat tersebut. Dan tidak semua orang yang menduduki status sosial yang tinggi menggunakan gaya yang sama dalam aktivitas bahasanya. Sebagai makhluk sosial kita tidak bisa terlepas dari berkomunikasi dengan sesama dalam setiap aktivitas dan faktor terpenting dalam berkomunikasi adalah bahasa. Dalam kehidupan bermasyarakat sering kita jumpai ketika seseorang berkomunikasi dengan pihak lain tetapi pihak lawan bicara sulit menangkap informasi dari pembicara dikarenakan pemilihan bahasa yang kurang tepat bahkan sering kita jumpai sampai terjadi bakuhantam dikarenakan salah paham atau kata yang digunakan rancu. Pemilihan bahasa yang tepat merupakan sarana pendukung dan penentu keberhasilan dalam berkomunikasi.
Bahasa terbentuk dari beberapa tataran gramatikal, yaitu dari tataran terendah sampai tertinggi adalah kata, frase, klausa, kalimat. Ketika anda menulis dan berbicara, kata adalah kunci pokok dalam membentuk tulisan dan ucapan. Maka dari itu kata-kata dalam bahasa Indonesia harus dipahami dengan baik, supaya ide dan pesan seseorang dapat dimengerti dengan baik. Kata-kata yang digunakan dalam komunikasi harus dipahami dalam konteks alinea dan wacana. Tidak dibenarkan menggunakan kata-kata dengan sesuka hati, tetapi harus mengikuti kaidah-kaidah yang benar.
Menulis merupakan kegiatan yang menghasilkan ide secara terus-menerus dalam bentuk tulisan yang teratur yang mengungkapkan gambaran, maksud, gagasan, perasaan (ekspresif). Untuk itu penulis atau pengarang membutuhkan keterampilan dalam hal struktur bahasa dan kosa kata. Yang terpenting dalam menulis adalah penguasaan kosa kata yang merupakan bagian dari diksi. Ketepatan diksi dalam membuat suatu tulisan atau karangan tidak dapat diabaikan demi menghasilkan tulisan yang mudah dimengerti.
B. Perumusan Masalah
Adapun perumusan masalah yang akan dibahas adalah sebagai berikut:
1. Pengertian diksi atau pilihan kata dalam bahasa Indonesia
2. Pembentukan kata atau istilah
C. Tujuan
Pembuatan makalah ini bertujuan untuk mengetahui arti diksi atau pilihan kata dalam bahasa Indonesia dan menghasilkan tulisan yang indah, enak dibaca serta mudah dipahami pada setiap kata yang ingin disampaikan.
D. Manfaat
Manfaat dibuatnya makalah ini adalah, sebagai berikut:
1. Mahasiswa dapat mengetahui pilihan kata yang baik dalam pengolahan kata.
2. Menguasai berbagai macam kosakata dan mempu memanfaatkan kata-kata tersebut menjadi kalimat yang jelas, efektif dan efisien.
3. Ketepatan dalam pemilihan kata dalam menyampaikan suatu gagasan.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Diksi atau Pilihan Kata
Diksi dapat diartikan sebagai pilihan kata pengarang dalam mengggambarkan “cerita” pengarang. Walaupun dapat diartikan begitu, diksi tidak hanya pilih-memilih kata saja atau mengungkapkan gagasan pengarang, tetapi juga meliputi gaya bahasa, ungkapan-ungkapan.
Agar menghasilkan cerita yang menarik, diksi atau pemilihan kata harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
1. Ketepatan dalam pemilihan kata dalam menyampaikan gagasan.
2. Pengarang harus memiliki kemampuan dalam membedakan secara tepat nuansa-nuansa makna, sesuai dengan gagasan yang ingin disampaikan dan kemampuan menemukan bentuk yang sesuai dengan situasi dan nilai rasa pembaca.
3. Menguasai berbagai macam kosakata dan mempu memanfaatkan kata-kata tersebut menjadi kalimat yang jelas, efektif, dan efisien.
Contoh paragraf:
1. Hari ini Aku pergi ke pantai bersama dengan teman-temanku. Udara di sana sangat sejuk. Kami bermain bola air sampai tak terasa hari sudah sore. Kamipun pulang tak lama kemudian.
2. Liburan kali ini Aku dan teman-temanku berencana untuk pergi ke pantai. Kami sangat senang ketika hari itu tiba. Begitu sampai disana kami sudah disambut oleh semilir angin yang tak heti-hentinya bertiup. Ombak yang berkejar-kejaran juga seolah tak mau kalah untuk menyambut kedatangan kami. Kami menghabiskan waktu sepanjang hari di sana. Kami pulang dengan hati senang.
Kedua paragraph diatas memiliki makna yang sama, tetapi dalam pemilihan kata atau diksi, paragraph kedua lebih menarik bagi pembaca karena enak dibaca dan tidak membosankan.
Menurut Gorys Keraf dalam buku nya “Diksi dan Gaya Bahasa”, Diksi memiliki tiga pengertian, yaitu:
1. Pilihan kata atau Diksi mencangkup pengertian kata-kata mana yang dipakai untuk menyampaikan suatu gagasan, bagaimana membentuk pengelompokkan kata-kata yang tepat atau menggunakan ungkapan-ungkapan yang tepat dan gaya mana yang paling baik digunakan dalam suatu situasi.
2. Pilihan kata atau Diksi adalah kemampuan membedakan secara tepat nuasa-nuasa makna dari gagasan yang ingin disampaikan dan kemampuan untuk menemukan bentuk yang sesuai dengan situasi dan nilai rasa yang dimiliki kelompok masyarakat pendengar.
3. Pilihan kata atau Diksi adalah pilihan kata yang tepat dan sesuai hanya dimungkinkan oleh penguasaan sejumlah besar kosa kata atau perbendaharaan kata bahasa itu. Sedangkan yang dimaksudkan perbendaharaan kata atau kosa kata suatu bahasa adalah keseluruhan kata yang dimiliki oleh sebuah bahasa.
B. Makna Kata
1. Pengertian Makna Kata
Kata sebagai satuan dari perbendaharaan kata sebuah bahasa mengandung dua aspek, yaitu aspek bentuk atau ekspresi dan aspek isi makna. Bentuk atau ekspresi adalah segi yang dapat diserap oleh pancra indra, yaitu dengan mendengar atau melihat. Sebaliknya segi isi atau makna adalah segi yang menimbulkan reaksi dalam pikiran pendengar atau pembaca karena rangsangan aspek.
Pada waktu orang berteriak “Maling!” timbul reaksi dalam pikiran kita bahwa “ada seseorang yang berusaha untuk mengambil atau mencuri barang milik orang lain”. Reaksi itu menimbulkan suatu pengertian atau tindakan ketepatan memilih kata (diksi) selain berhubungan dengan upaya pemakaian kata yang mampu menimbulkan gagasan yang tepat, juga berhubungan dengan penggunaan gaya bahasa, ungkapan dan sebagainya.
Ketepatan pemilihan kata berkaitan dengan makna kata dan penguasaan kosa kata seseorang. Seseorang yang kaya penguasaan kosa katanya akan dapat memilih kata yang dianggapnya tepat untuk mewakili pikirannya. Kata memandang yang oleh kebanyakan orang dianggap sama artinya dengan kata meninjau dan keduanya sama dengan kata melihat. Diantara kata-kata tersebut akan dipilih yang paling sesuai dengan konteks tertentu. Sebab bagaimanapun kata-kata yang bersinonim tetap memiliki perbedaan makna.
Pemilihan kata menuntut kemampuan pemakainya untuk: membedakan secara tetap nuansa-nuansa makna sesuai dengan gagasan yang disampaikan serta menemukan kesesuaiannya dengan situasi dan nilai rasa kata di kalangan masyarakat. Di samping itu, pemilihan kata juga menuntut pemilihan bentuk ekspresi yang tepat
2. Macam-macam Makna Kata
Masalah bentuk kata lazim dibicarakan dalam tata bahasa setiap bahasa. Bagaimana bentuk sebuah kata dasar, bagaimana menurunkan kata baru dari kata dasar atau gabungan dari bentuk-bentuk dasar biasanya dibicarakan secara terperinci dalam tata bahasa. Yang agak diabaikan adalah masalah makna kata. Padahal masalah ketepatan pilihan kata atau kesesuaian pilihan kata tergantung pula pada makna yang didukung oleh bermacam-macam bentuk itu. Sebab itu, dalam bagian ini masalah makna perlu disoroti secara khusus.
Pada umumnya, makna kata pertama-tama dibedakan atas makna yang bersifat denotatif dan makna kata yang bersifat konotatif. Kata yang tidak mengandung makna atau perasaan-perasaan tambahan disebut kata denotatif, atau maknanya disebut makna denotatif. Sedangkan makna kata yang mengandung arti tambahan, perasaan tertentu di samping makna dasar yang umum dinamakan makna konotatif atau konotasi.
a. Makna Denotatif dan Konotatif
1) Makna denotatif disebut juga dengan beberapa istilah seperti: makna denotasional, makna konseptual, makna ideasional karena mana itu menunjuk (denote) kepada suatu referen, konsep atau ide tertentu dari suatu referen. Disebut juga dengan makna kognitif karena makna itu berhubungan dengan kesadaran atau pengetahuan yaitu stimulus (dari pihak pembicara) dan respons (dari pihak pendengar) menyangkut hal-hal yang dapat diserap pancaindra (kesadaran) dan rasio manusia. Serta disebut juga dengan makna proposional karena berhubungan dengan informasi-informasi atau pernyataan-pernyataan yang bersifat faktual.
Makna denotatif dihubungkan dengan bahasa ilmiah. Seorang penulis hanya ingin menyampaikan informasi khusus dalam bidang ilmiah serta cenderung mempergunakan kata-kata denotatif. Sebab pengarahan yang jelas terhadap fakta yang khusus adalah tujuan utamanya, tidak dengan interpretasi tambahan dari tiap pembaca dan tidak membiarkan interpretasi dengan menggunakan kata-kata konotatif.
Makna denotatif dapat dibedakan atas dua macam relasi, yaitu: pertama, relasi antara sebuah kata dengan barang individual yang diwakilinya dan yang kedua relasi antara sebuah kata dan ciri-ciri atau perwatakan tertentu dari barang yang diwakilinya.
Makna Denotatif adalah makna dalam alam wajar secara eksplisit. Makna wajar ini adalah makna yang sesuai dengan apa adanya. Denotatif adalah suatu pengertian yang terkandung sebuah kata secara objektif. Makna denotatif sering disebut makna konseptual. Misalnya, kata makan yang bermakna memasukkan sesuatu kedalam mulut, dikunyah dan ditelan.
2) Makna konotatif atau konotasi disebut juga makna konotasional, makna emotif atau makna evaluatif. Makna konotatif adalah suatu jenis makna dimana stimulus dan respons mengandung nilai-nilai emosional. Makna konotatif sebagian terjadi karena pembicaraan ingin menimbulkan perasaan setuju, tidak setuju, senang, tidak senang dan sebagainya pada pihak pendengar. Di pihak lain, kata yang dipilih memperlihatkan bahwa pembicaraannya juga memendaam perasaan yang sama.
Misalnya kata mati, meninggal, wafat, gugur, mangkat, berpulang memiliki denotasi yang sama yaitu “peristiwa dimana jiwa seseorang telah meninggalkan badannya”. Namun kata meninggal, wafat, berpulang mempunyai konotasi yaitu mengandung nilai kesopanan atau dianggap lebih sopan sedangkan mangkat mempunyai konotasi mengandung nilai “kebesaran” dan gugur mengandung niali keagungan dan keluhuran.
Contoh lainnya misalnya kamar kecil dapat bermakna konotatif jamban, wc sedangkan makna denotative adalah kamar yang kecil.
b. Makna Umum dan Makna Khusus
Kata umum dan khusus dibedakan berdasarkan luas cakupan makna yang dikandungnya. Bila sebuah kata mengacu pada suatu hal atau kelompok yang luas bidang lingkupnya maka kata itu di sebut kata umum. Sebaliknya, bila mengacu pada pengarahan yang khusus dan kongkret maka kata-kata itu disebut kata khusus.
1) Kata khusus
a) Nama Diri
Kata khusus secara umum disepakati bahwa semua nama diri adalah istilah yang paling khusus, sehingga menggunakan kata-kata tersebut tidak akan menimbulkan salah paham. Misalnya ikan termasuk kata umum, sedangkan kata khusus dari ikan adalah mujair, lele, gurami, gabus, koi. Contoh lainnya misalnya lele dapat menjadi kata umum, jika kata khususnya adalah lele lokal, lele jumbo.
b) Daya Sugesti Kata Khusus
Kata yang kongkret dan khusus menyajikan lebih banyak informasi kepada para pembaca. Kata khusus juga memberikan sugesti yang mendalam. Misalnya:
Gelandangan itu tertatih-tatih sepanjang trotoar itu.
Orang miskin itu berjalan perlahan-lahan sepanjang trotoar itu.
Kedua kalimat itu memiliki arti yang sama, namun kalimat kedua menimbulkan efek yang tidak mendalam dibandingkan kalimat yang pertama. Gelandangan memiliki efek sugesti tentang bagaimana penampilannya seperti apa tampang, watak dan karakter orang itu dibandingkan dengan kata orang miskin hanya memiliki sugesti bahwa orang itu dengan ekonomi rendah.
2) Kata Umum
Semakin umum sebuah kata maka semakin sulit pula tercapai titik pertemuan antara penulis dan pembaca. Sesungguhnya perbedaan antara yang khusus dan umum akan selalu bersifat relatif. Sebuah istilah atau kata mungkin dianggap khusus bila dipertentangkan dengan istilah yang lain tetapi akan dianggap umum bila harus dibandingkan dengan kata yang lain.
penggunaan bahasa tersebut berfungsi sebagai sarana komunikasi dan identitas suatu masyarakat tersebut. Dan tidak semua orang yang menduduki status sosial yang tinggi menggunakan gaya yang sama dalam aktivitas bahasanya. Sebagai makhluk sosial kita tidak bisa terlepas dari berkomunikasi dengan sesama dalam setiap aktivitas dan faktor terpenting dalam berkomunikasi adalah bahasa. Dalam kehidupan bermasyarakat sering kita jumpai ketika seseorang berkomunikasi dengan pihak lain tetapi pihak lawan bicara sulit menangkap informasi dari pembicara dikarenakan pemilihan bahasa yang kurang tepat bahkan sering kita jumpai sampai terjadi bakuhantam dikarenakan salah paham atau kata yang digunakan rancu. Pemilihan bahasa yang tepat merupakan sarana pendukung dan penentu keberhasilan dalam berkomunikasi.
Bahasa terbentuk dari beberapa tataran gramatikal, yaitu dari tataran terendah sampai tertinggi adalah kata, frase, klausa, kalimat. Ketika anda menulis dan berbicara, kata adalah kunci pokok dalam membentuk tulisan dan ucapan. Maka dari itu kata-kata dalam bahasa Indonesia harus dipahami dengan baik, supaya ide dan pesan seseorang dapat dimengerti dengan baik. Kata-kata yang digunakan dalam komunikasi harus dipahami dalam konteks alinea dan wacana. Tidak dibenarkan menggunakan kata-kata dengan sesuka hati, tetapi harus mengikuti kaidah-kaidah yang benar.
Menulis merupakan kegiatan yang menghasilkan ide secara terus-menerus dalam bentuk tulisan yang teratur yang mengungkapkan gambaran, maksud, gagasan, perasaan (ekspresif). Untuk itu penulis atau pengarang membutuhkan keterampilan dalam hal struktur bahasa dan kosa kata. Yang terpenting dalam menulis adalah penguasaan kosa kata yang merupakan bagian dari diksi. Ketepatan diksi dalam membuat suatu tulisan atau karangan tidak dapat diabaikan demi menghasilkan tulisan yang mudah dimengerti.
B. Perumusan Masalah
Adapun perumusan masalah yang akan dibahas adalah sebagai berikut:
1. Pengertian diksi atau pilihan kata dalam bahasa Indonesia
2. Pembentukan kata atau istilah
C. Tujuan
Pembuatan makalah ini bertujuan untuk mengetahui arti diksi atau pilihan kata dalam bahasa Indonesia dan menghasilkan tulisan yang indah, enak dibaca serta mudah dipahami pada setiap kata yang ingin disampaikan.
D. Manfaat
Manfaat dibuatnya makalah ini adalah, sebagai berikut:
1. Mahasiswa dapat mengetahui pilihan kata yang baik dalam pengolahan kata.
2. Menguasai berbagai macam kosakata dan mempu memanfaatkan kata-kata tersebut menjadi kalimat yang jelas, efektif dan efisien.
3. Ketepatan dalam pemilihan kata dalam menyampaikan suatu gagasan.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Diksi atau Pilihan Kata
Diksi dapat diartikan sebagai pilihan kata pengarang dalam mengggambarkan “cerita” pengarang. Walaupun dapat diartikan begitu, diksi tidak hanya pilih-memilih kata saja atau mengungkapkan gagasan pengarang, tetapi juga meliputi gaya bahasa, ungkapan-ungkapan.
Agar menghasilkan cerita yang menarik, diksi atau pemilihan kata harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
1. Ketepatan dalam pemilihan kata dalam menyampaikan gagasan.
2. Pengarang harus memiliki kemampuan dalam membedakan secara tepat nuansa-nuansa makna, sesuai dengan gagasan yang ingin disampaikan dan kemampuan menemukan bentuk yang sesuai dengan situasi dan nilai rasa pembaca.
3. Menguasai berbagai macam kosakata dan mempu memanfaatkan kata-kata tersebut menjadi kalimat yang jelas, efektif, dan efisien.
Contoh paragraf:
1. Hari ini Aku pergi ke pantai bersama dengan teman-temanku. Udara di sana sangat sejuk. Kami bermain bola air sampai tak terasa hari sudah sore. Kamipun pulang tak lama kemudian.
2. Liburan kali ini Aku dan teman-temanku berencana untuk pergi ke pantai. Kami sangat senang ketika hari itu tiba. Begitu sampai disana kami sudah disambut oleh semilir angin yang tak heti-hentinya bertiup. Ombak yang berkejar-kejaran juga seolah tak mau kalah untuk menyambut kedatangan kami. Kami menghabiskan waktu sepanjang hari di sana. Kami pulang dengan hati senang.
Kedua paragraph diatas memiliki makna yang sama, tetapi dalam pemilihan kata atau diksi, paragraph kedua lebih menarik bagi pembaca karena enak dibaca dan tidak membosankan.
Menurut Gorys Keraf dalam buku nya “Diksi dan Gaya Bahasa”, Diksi memiliki tiga pengertian, yaitu:
1. Pilihan kata atau Diksi mencangkup pengertian kata-kata mana yang dipakai untuk menyampaikan suatu gagasan, bagaimana membentuk pengelompokkan kata-kata yang tepat atau menggunakan ungkapan-ungkapan yang tepat dan gaya mana yang paling baik digunakan dalam suatu situasi.
2. Pilihan kata atau Diksi adalah kemampuan membedakan secara tepat nuasa-nuasa makna dari gagasan yang ingin disampaikan dan kemampuan untuk menemukan bentuk yang sesuai dengan situasi dan nilai rasa yang dimiliki kelompok masyarakat pendengar.
3. Pilihan kata atau Diksi adalah pilihan kata yang tepat dan sesuai hanya dimungkinkan oleh penguasaan sejumlah besar kosa kata atau perbendaharaan kata bahasa itu. Sedangkan yang dimaksudkan perbendaharaan kata atau kosa kata suatu bahasa adalah keseluruhan kata yang dimiliki oleh sebuah bahasa.
B. Makna Kata
1. Pengertian Makna Kata
Kata sebagai satuan dari perbendaharaan kata sebuah bahasa mengandung dua aspek, yaitu aspek bentuk atau ekspresi dan aspek isi makna. Bentuk atau ekspresi adalah segi yang dapat diserap oleh pancra indra, yaitu dengan mendengar atau melihat. Sebaliknya segi isi atau makna adalah segi yang menimbulkan reaksi dalam pikiran pendengar atau pembaca karena rangsangan aspek.
Pada waktu orang berteriak “Maling!” timbul reaksi dalam pikiran kita bahwa “ada seseorang yang berusaha untuk mengambil atau mencuri barang milik orang lain”. Reaksi itu menimbulkan suatu pengertian atau tindakan ketepatan memilih kata (diksi) selain berhubungan dengan upaya pemakaian kata yang mampu menimbulkan gagasan yang tepat, juga berhubungan dengan penggunaan gaya bahasa, ungkapan dan sebagainya.
Ketepatan pemilihan kata berkaitan dengan makna kata dan penguasaan kosa kata seseorang. Seseorang yang kaya penguasaan kosa katanya akan dapat memilih kata yang dianggapnya tepat untuk mewakili pikirannya. Kata memandang yang oleh kebanyakan orang dianggap sama artinya dengan kata meninjau dan keduanya sama dengan kata melihat. Diantara kata-kata tersebut akan dipilih yang paling sesuai dengan konteks tertentu. Sebab bagaimanapun kata-kata yang bersinonim tetap memiliki perbedaan makna.
Pemilihan kata menuntut kemampuan pemakainya untuk: membedakan secara tetap nuansa-nuansa makna sesuai dengan gagasan yang disampaikan serta menemukan kesesuaiannya dengan situasi dan nilai rasa kata di kalangan masyarakat. Di samping itu, pemilihan kata juga menuntut pemilihan bentuk ekspresi yang tepat
2. Macam-macam Makna Kata
Masalah bentuk kata lazim dibicarakan dalam tata bahasa setiap bahasa. Bagaimana bentuk sebuah kata dasar, bagaimana menurunkan kata baru dari kata dasar atau gabungan dari bentuk-bentuk dasar biasanya dibicarakan secara terperinci dalam tata bahasa. Yang agak diabaikan adalah masalah makna kata. Padahal masalah ketepatan pilihan kata atau kesesuaian pilihan kata tergantung pula pada makna yang didukung oleh bermacam-macam bentuk itu. Sebab itu, dalam bagian ini masalah makna perlu disoroti secara khusus.
Pada umumnya, makna kata pertama-tama dibedakan atas makna yang bersifat denotatif dan makna kata yang bersifat konotatif. Kata yang tidak mengandung makna atau perasaan-perasaan tambahan disebut kata denotatif, atau maknanya disebut makna denotatif. Sedangkan makna kata yang mengandung arti tambahan, perasaan tertentu di samping makna dasar yang umum dinamakan makna konotatif atau konotasi.
a. Makna Denotatif dan Konotatif
1) Makna denotatif disebut juga dengan beberapa istilah seperti: makna denotasional, makna konseptual, makna ideasional karena mana itu menunjuk (denote) kepada suatu referen, konsep atau ide tertentu dari suatu referen. Disebut juga dengan makna kognitif karena makna itu berhubungan dengan kesadaran atau pengetahuan yaitu stimulus (dari pihak pembicara) dan respons (dari pihak pendengar) menyangkut hal-hal yang dapat diserap pancaindra (kesadaran) dan rasio manusia. Serta disebut juga dengan makna proposional karena berhubungan dengan informasi-informasi atau pernyataan-pernyataan yang bersifat faktual.
Makna denotatif dihubungkan dengan bahasa ilmiah. Seorang penulis hanya ingin menyampaikan informasi khusus dalam bidang ilmiah serta cenderung mempergunakan kata-kata denotatif. Sebab pengarahan yang jelas terhadap fakta yang khusus adalah tujuan utamanya, tidak dengan interpretasi tambahan dari tiap pembaca dan tidak membiarkan interpretasi dengan menggunakan kata-kata konotatif.
Makna denotatif dapat dibedakan atas dua macam relasi, yaitu: pertama, relasi antara sebuah kata dengan barang individual yang diwakilinya dan yang kedua relasi antara sebuah kata dan ciri-ciri atau perwatakan tertentu dari barang yang diwakilinya.
Makna Denotatif adalah makna dalam alam wajar secara eksplisit. Makna wajar ini adalah makna yang sesuai dengan apa adanya. Denotatif adalah suatu pengertian yang terkandung sebuah kata secara objektif. Makna denotatif sering disebut makna konseptual. Misalnya, kata makan yang bermakna memasukkan sesuatu kedalam mulut, dikunyah dan ditelan.
2) Makna konotatif atau konotasi disebut juga makna konotasional, makna emotif atau makna evaluatif. Makna konotatif adalah suatu jenis makna dimana stimulus dan respons mengandung nilai-nilai emosional. Makna konotatif sebagian terjadi karena pembicaraan ingin menimbulkan perasaan setuju, tidak setuju, senang, tidak senang dan sebagainya pada pihak pendengar. Di pihak lain, kata yang dipilih memperlihatkan bahwa pembicaraannya juga memendaam perasaan yang sama.
Misalnya kata mati, meninggal, wafat, gugur, mangkat, berpulang memiliki denotasi yang sama yaitu “peristiwa dimana jiwa seseorang telah meninggalkan badannya”. Namun kata meninggal, wafat, berpulang mempunyai konotasi yaitu mengandung nilai kesopanan atau dianggap lebih sopan sedangkan mangkat mempunyai konotasi mengandung nilai “kebesaran” dan gugur mengandung niali keagungan dan keluhuran.
Contoh lainnya misalnya kamar kecil dapat bermakna konotatif jamban, wc sedangkan makna denotative adalah kamar yang kecil.
b. Makna Umum dan Makna Khusus
Kata umum dan khusus dibedakan berdasarkan luas cakupan makna yang dikandungnya. Bila sebuah kata mengacu pada suatu hal atau kelompok yang luas bidang lingkupnya maka kata itu di sebut kata umum. Sebaliknya, bila mengacu pada pengarahan yang khusus dan kongkret maka kata-kata itu disebut kata khusus.
1) Kata khusus
a) Nama Diri
Kata khusus secara umum disepakati bahwa semua nama diri adalah istilah yang paling khusus, sehingga menggunakan kata-kata tersebut tidak akan menimbulkan salah paham. Misalnya ikan termasuk kata umum, sedangkan kata khusus dari ikan adalah mujair, lele, gurami, gabus, koi. Contoh lainnya misalnya lele dapat menjadi kata umum, jika kata khususnya adalah lele lokal, lele jumbo.
b) Daya Sugesti Kata Khusus
Kata yang kongkret dan khusus menyajikan lebih banyak informasi kepada para pembaca. Kata khusus juga memberikan sugesti yang mendalam. Misalnya:
Gelandangan itu tertatih-tatih sepanjang trotoar itu.
Orang miskin itu berjalan perlahan-lahan sepanjang trotoar itu.
Kedua kalimat itu memiliki arti yang sama, namun kalimat kedua menimbulkan efek yang tidak mendalam dibandingkan kalimat yang pertama. Gelandangan memiliki efek sugesti tentang bagaimana penampilannya seperti apa tampang, watak dan karakter orang itu dibandingkan dengan kata orang miskin hanya memiliki sugesti bahwa orang itu dengan ekonomi rendah.
2) Kata Umum
Semakin umum sebuah kata maka semakin sulit pula tercapai titik pertemuan antara penulis dan pembaca. Sesungguhnya perbedaan antara yang khusus dan umum akan selalu bersifat relatif. Sebuah istilah atau kata mungkin dianggap khusus bila dipertentangkan dengan istilah yang lain tetapi akan dianggap umum bila harus dibandingkan dengan kata yang lain.
Sinonimi adalah suatu istilah yang dapat dibatasi sebagai: telaah mengenai bermacam-macam kata yang memiliki makna yang sama atau keadaan dimana dua kata atau lebih memiliki makna yang sama. Sebaliknya sinonim adalah kata-kata yang memiliki makna yang sama (syn = sama, anoma = nama).
Sinonim adalah dua kata atau lebih yang pada asasnya mempunyai makna yang sama, tapi bentuknya berlainan. Kesinoniman kata tidaklah mutlak, hanya ada kesamaan atau kemiripan. Misalnya kata cermat dan cerdik yang keduanya bersinonim, tetapi keduanya tidaklah sama persis.
Sinonim dapat diukur dari dua kriteria berikut:
1. Kedua kata harus saling bertukar dalam semua konteks disebut sinonim total.
2. Kedua kata memiliki identitas makna kognitif dan emotif yang sama disebut sinonim komplet
Dengan kriteria tersebut, dapat diperoleh empat macam sinonim:
1. Sinonim total dan komplet, yang dalam kenyataan jarang ada dan inilah yang dijadikan landasan untuk menolak adanya sinonim
2. Sinonim yang tidak total tetapi komplet
3. Sinonim yang total tapi tidak komplet
4. Sinonim yang tidak total dan tidak komplet, semuanya tergantung dari sudut pemenuhan kedua kriteria diatas.
D. Ungkapan Idiomatik
Ungkapan idiomatik adlaah kontruksi yang khas pada suatu bahasa yang salah satu unsurnya tidak dapat dihilangkan atau diganti. Ungkapan idiomatik adalah kata-kata yang mempunyai sifat idiom yang tidak terkena kaidah ekonomi bahasa.
Misalnya:
Menteri dalam negeri bertemu Presiden SBY (salah)
Menteri dalam negeri bertemu dengan Presiden SBY (benar)
Jadi yang benar adalah bertemu dengan.
Disamping itu ada beberapa kata yang berbentuk seperti itu, yaitu:
Sehubungan dengan
Berhubungan dengan
Sesuai dengan
Bertepatan dengan
Sejalan dengan
PENUTUP
Kesimpulan
Kreatifitas dalam memilih kata merupakan kunci utama pengarang dalam menulis gagasan atau ungkapan. Penguasaan dalam pengolahan kata juga merupakan kunci utama dalam menghasilkan tulisan yang indah, enak dibaca, serta ide yang ingin disampaikan penulis dapat dipahami dengan baik.
Diksi adalah kemampuan penulis untuk mendapatkan kata agar dalam pembacaan dan pengertiannya tepat.
Pemilihan kata menuntut kemampuan pemakainya untuk: membedakan secara tetap nuansa-nuansa makna sesuai dengan gagasan yang disampaikan serta menemukan kesesuaiannya dengan situasi dan nilai rasa kata di kalangan masyarakat. Di samping itu, pemilihan kata juga menuntut pemilihan bentuk ekspresi yang tepat
Pada umumnya, makna kata pertama-tama dibedakan atas makna yang bersifat denotatif dan makna kata yang bersifat konotatif. Kata yang tidak mengandung makna atau perasaan-perasaan tambahan disebut kata denotatif, atau maknanya disebut makna denotatif. Sedangkan makna kata yang mengandung arti tambahan, perasaan tertentu di samping makna dasar yang umum dinamakan makna konotatif atau konotasi.
Makna Denotatif adalah makna dalam alam wajar secara eksplisit. Makna wajar ini adalah makna yang sesuai dengan apa adanya. Denotatif adalah suatu pengertian yang terkandung sebuah kata secara objektif. Makna denotatif sering disebut makna konseptual. Misalnya, kata makan yang bermakna memasukkan sesuatu kedalam mulut, dikunyah dan ditelan.
Makna konotatif atau konotasi disebut juga makna konotasional, makna emotif atau makna evaluatif. Makna konotatif adalah suatu jenis makna dimana stimulus dan respons mengandung nilai-nilai emosional. Makna konotatif sebagian terjadi karena pembicaraan ingin menimbulkan perasaan setuju, tidak setuju, senang, tidak senang dan sebagainya pada pihak pendengar. Di pihak lain, kata yang dipilih memperlihatkan bahwa pembicaraannya juga memendaam perasaan yang sama.
Kata umum dan khusus dibedakan berdasarkan luas cakupan makna yang dikandungnya. Bila sebuah kata mengacu pada suatu hal atau kelompok yang luas bidang lingkupnya maka kata itu di sebut kata umum. Sebaliknya, bila mengacu pada pengarahan yang khusus dan kongkret maka kata-kata itu disebut kata khusus.